Pengetahuan

10 Kesalahan yang Bikin Bearing Motor Cepat Aus, Jangan Diulang!

Pernah dengar bunyi dengung di roda motor tapi tetap dipakai jalan? Hati-hati, bisa jadi itu tanda bearing motor mulai rusak dan siap bikin masalah besar! Banyak pengendara tanpa sadar melakukan kebiasaan yang bikin bearing cepat aus, mulai dari sa

Lili Yuliyani19 Desember 2025

Dalam sistem mekanik motor, bearing memegang peranan penting untuk menjaga putaran komponen tetap stabil, minim gesekan, dan mampu menahan beban radial maupun aksial.

Pada motor, bearing biasanya berperan pada roda depan–belakang, crankshaft, gearbox, hingga bagian yang memiliki sistem putar. Ketika bearing mulai bermasalah, bukan cuma menimbulkan suara bising. Tetapi bisa mempengaruhi kestabilan berkendara, meningkatkan konsumsi bahan bakar, hingga berpotensi menyebabkan kecelakaan.

Masalahnya, banyak pengguna motor, bahkan beberapa teknisi pemula yang tanpa sadar melakukan kesalahan dalam penggunaan, perawatan, maupun pemasangan bearing. Akibatnya, umur bearing jadi pendek dan harus sering diganti.

Di artikel ini kita bahas secara lebih teknis, apa saja kesalahan yang bikin bearing cepat aus dan bagaimana cara menghindarinya.

Inilah Kesalahan yang Membuat Bearing Cepat Rusak

Berikut adalah 10 kesalahan yang paling sering dilakukan dan sebaiknya jangan diulang jika ingin bearing motor tetap awet dan performa kendaraan tetap optimal:

1. Mengabaikan Bunyi Dengung dan Getaran pada Roda

Salah satu gejala paling umum dari bearing yang mulai aus adalah munculnya bunyi dengung halus, suara gesekan logam, atau getaran yang terasa pada stang dan roda. Banyak pengendara yang menganggap ini sepele, padahal bunyi tersebut adalah sinyal awal kerusakan.

Jika dibiarkan, keausan akan terus bertambah karena permukaan ball bearing dan raceway sudah tidak presisi. Pada kondisi ekstrem, roda bisa macet atau goyang berlebihan saat kecepatan tinggi. Jadi, ketika ada bunyi aneh, jangan tunggu sampai parah—langsung lakukan inspeksi.

2. Terlambat Melakukan Perawatan Berkala

Perawatan berkala bukan cuma soal ganti oli dan servis injeksi, tapi juga termasuk pengecekan bearing. Untuk motor harian yang sering dipakai jauh, apalagi melewati jalan rusak, beban kerja bearing semakin berat.

Idealnya, pengecekan dilakukan setiap servis rutin. Teknisi biasanya memutar roda dan mengecek apakah ada bunyi kasar, resistensi putar yang tidak normal, atau adanya freeplay yang berlebihan. Pengecekan sederhana ini bisa menyelamatkan komponen lain dari kerusakan lanjutan.

3. Salah Memilih Jenis dan Kualitas Bearing

Tidak semua bearing dibuat dengan standar kualitas yang sama. Ada bearing dengan material baja standar, baja kualitas tinggi, hingga bearing khusus performance yang dirancang untuk putaran dan suhu tinggi.

Kesalahan paling sering terjadi adalah:

  • Memilih bearing murah tanpa standar kualitas
  • Membeli produk palsu
  • Memakai bearing yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan
  • Menggunakan bearing non-sealed pada kondisi berdebu dan sering terkena air

Hal ini membuat umur bearing sangat singkat karena toleransi presisinya tidak stabil dan permukaan kerja lebih cepat aus.

Di sinilah pentingnya membeli produk dari sumber yang jelas. Banyak bengkel profesional menyarankan membeli dari distributor bearing resmi agar kualitas, material, hingga spesifikasinya sesuai dengan kebutuhan operasional motor.

4. Membawa Beban Berlebihan Secara Terus-Menerus

Motor memiliki batas kemampuan beban. Ketika motor sering dipaksa membawa barang berat, digunakan untuk angkut beban, atau bahkan modifikasi untuk keperluan niaga, maka tekanan yang diterima bearing meningkat drastis.

Beban berlebih menyebabkan:

  • Tekanan ekstra pada ball dan raceway
  • Distorsi bentuk bearing
  • Timbulnya keausan tidak merata
  • Overheating pada area bearing

Jika kebiasaan ini dilakukan secara terus-menerus, jangan heran kalau bearing lebih cepat rusak meskipun baru diganti.

5. Menghajar Jalan Rusak dengan Kecepatan Tinggi

Lubang jalan, polisi tidur tinggi, jalan berbatu, atau jalur bergelombang akan memberikan beban kejut pada bearing. Bukan hanya suspensi yang bekerja keras, tetapi bearing juga menahan beban hentakan tersebut.

Semakin tinggi kecepatan saat menghajar jalan rusak, semakin besar gaya benturan yang diterima bearing. Akibatnya, bisa terjadi:

  • Retak mikro pada raceway
  • Deformasi ball bearing
  • Ketidakseimbangan putaran
  • Umur bearing berkurang drastis

Kalau memang sering melewati jalan rusak, sebaiknya kurangi kecepatan dan pertimbangkan penggunaan bearing dengan kemampuan durability lebih tinggi.

6. Pelumasan Tidak Tepat atau Bahkan Tidak Ada

Beberapa jenis bearing memang sealed dan sudah ada grease di dalamnya. Namun, untuk jenis tertentu yang membutuhkan pelumasan tambahan, penggunaan grease yang tepat sangat penting.

Kesalahan yang sering terjadi:

  • Menggunakan grease asal-asalan
  • Pelumas terlalu sedikit
  • Pelumas terkontaminasi debu atau air
  • Tidak melakukan relubrication pada bearing yang butuh maintenance

Tanpa pelumasan yang baik, gesekan meningkat, suhu naik, dan keausan berlangsung lebih cepat.

7. Kesalahan Saat Pemasangan Bearing

Banyak bearing rusak bukan karena kualitas produk jelek, tetapi karena kesalahan saat pemasangan. Ini sering terjadi pada pemasangan manual tanpa alat yang sesuai.

Kesalahan umum:

  • Memukul bearing langsung dengan palu
  • Memasang bearing miring
  • Memaksa masuk tanpa alignment yang tepat
  • Tidak menggunakan press tool atau bearing installer
  • Salah memberikan preload

Akibatnya, struktur internal bearing sudah mengalami kerusakan sejak awal pemasangan, sehingga umur pakainya menjadi sangat pendek.

8. Mencuci Motor dengan Semprotan Tekanan Tinggi ke Area Roda

Tekanan air yang sangat kuat dari steam motor bisa mendorong air masuk ke dalam housing bearing. Jika air masuk ke bagian dalam, grease akan larut dan kelembapan akan memicu korosi.

Efek lanjutannya:

  • Timbul karat di raceway
  • Permukaan kerja tidak lagi halus
  • Gesekan meningkat
  • Bearing cepat aus

Jika sering mencuci motor dengan metode ini, arahkan semprotan menjauh dari area bearing, terutama roda, steering head, dan bagian berputar lainnya.

9. Mengabaikan Seal, Dust Cover, dan Pelindung Bearing

Seal dan dust cover bukan sekadar pelengkap. Komponen ini berfungsi untuk mencegah debu, pasir, air, dan kotoran masuk ke area kerja bearing. Banyak orang hanya mengganti bearing tanpa memperhatikan kondisi seal.

Padahal, seal yang robek atau tidak rapat akan mempercepat kontaminasi. Kontaminasi inilah yang membuat bearing bekerja dengan gesekan kasar sehingga cepat aus.

10. Tetap Menggunakan Bearing yang Sudah Rusak

Ini adalah kesalahan paling fatal tapi paling sering dilakukan. Banyak orang sadar bearing sudah bunyi, roda sudah mulai goyang, tapi tetap dipakai dengan alasan “masih bisa jalan”.

Risikonya:

  • Bearing bisa macet mendadak
  • Roda bisa kehilangan kestabilan
  • Merusak komponen lain seperti axle dan hub
  • Membahayakan keselamatan pengendara

Mengganti bearing jauh lebih murah dibanding memperbaiki kerusakan besar akibat keterlambatan tindakan.

Kesimpulan

Bearing yang awet bukan hanya ditentukan oleh merek dan kualitas material, tetapi juga oleh bagaimana motor digunakan, bagaimana bearing dirawat, serta bagaimana proses pemasangannya. Dengan menghindari 10 kesalahan di atas, umur bearing bisa jauh lebih panjang, putaran roda tetap halus, dan kenyamanan berkendara tetap terjaga.

Jika ingin mendapatkan bearing yang benar-benar sesuai standar, pastikan memilih produk yang berkualitas, memperhatikan spesifikasi teknis, membeli dari sumber terpercaya, serta melakukan pemasangan di bengkel yang memahami prosedur teknis dengan benar.

Karena pada akhirnya, komponen kecil seperti bearing memegang peran besar terhadap performa dan keamanan motor. Jadi, jangan anggap sepele, rawat dengan benar, pilih yang tepat, dan gunakan sesuai fungsinya.

Share:

0 Komentar