Film The Current War (2017) mengangkat kisah nyata yang terjadi pada akhir abad ke-19, ketika dunia listrik sedang mengalami pergeseran besar. Kisah persaingan antara tiga tokoh legendaris dalam dunia kelistrikan yaitu Thomas Edison, Nikola Tesla, dan George Westinghouse yang menjadi pusat perhatian dalam film ini. Bukan sekadar pertarungan teknologi, The Current War mengisahkan bagaimana genius, ambisi, dan kepentingan besar saling bertabrakan untuk menentukan siapa yang akan mendominasi dunia listrik. Artikel ini akan membahas lebih dalam bagaimana film ini membawa penonton untuk merenungkan ketegangan di balik pencapaian besar dalam sejarah kelistrikan, serta apa yang bisa dipelajari dari perjalanan sejarah yang digambarkan.
Sinopsis Singkat Film
The Current War dimulai dengan ketegangan antara dua inovator terbesar dalam sejarah listrik: Thomas Edison, yang mengembangkan arus searah (DC), dan George Westinghouse, yang mendukung arus bolak-balik (AC). Di tengah persaingan ini, Nikola Tesla, seorang ilmuwan eksentrik dengan ide-ide revolusioner, muncul sebagai sosok yang berusaha menemukan cara terbaik untuk mentransmisikan listrik ke seluruh dunia. Film ini memaparkan perjalanan para tokoh ini dengan cara yang dramatis, menghadirkan pertemuan-pertemuan penuh konflik dan ketegangan. Persaingan antara Edison dan Westinghouse tidak hanya mencakup pertarungan teknologi, tetapi juga aspek bisnis dan etika yang mempengaruhi perkembangan dunia modern.
Konflik utama dalam The Current War bukan hanya tentang siapa yang lebih unggul dalam hal penemuan teknologi, tetapi lebih dalam lagi: tentang siapa yang akan mengendalikan masa depan listrik dunia. Edison, yang terobsesi dengan arus searah, berusaha menghalangi kemajuan arus bolak-balik yang dipromosikan oleh Westinghouse, meskipun ada potensi besar untuk mengubah dunia. Tesla, di sisi lain, dengan kecerdasan briliannya, berusaha menjembatani kesenjangan antara kedua arus ini dan menemukan solusi yang lebih efektif.
Sejarah Listrik yang Menginspirasi Film
Film ini tidak hanya menghadirkan drama dan ketegangan, tetapi juga memberikan gambaran yang cukup mendalam tentang latar belakang sejarah revolusi listrik. Pada akhir abad ke-19, dunia sedang berada di tengah perubahan besar. Penciptaan teknologi baru membuka kemungkinan yang sebelumnya tak terbayangkan. Listrik, yang awalnya hanya digunakan dalam bentuk lampu pijar, mulai menjadi sumber energi yang dapat menggantikan sumber daya lainnya. Inilah saat di mana para ilmuwan seperti Edison, Westinghouse, dan Tesla terlibat dalam pertempuran besar untuk merebutkan pengaruh dan kepemilikan atas penemuan listrik yang akan mengubah wajah dunia.
Pada titik ini, keputusan besar harus diambil: apakah dunia akan menggunakan arus searah yang dikembangkan oleh Edison atau arus bolak-balik yang diperkenalkan oleh Westinghouse dan Tesla? Masing-masing memiliki kelebihan dan tantangannya sendiri, tetapi faktor utama yang memengaruhi keputusan ini adalah efisiensi distribusi energi. Arus bolak-balik, meskipun lebih rumit, mampu mentransmisikan listrik dalam jarak yang lebih jauh dengan lebih sedikit kehilangan energi, sedangkan arus searah terbatas dalam jangkauannya.
Genius, Ambisi, dan Etika
Di balik setiap penemuan besar, ada ambisi yang tak terelakkan. The Current War menggambarkan bagaimana ketiga tokoh besar ini memiliki impian besar untuk mengubah dunia, namun seringkali ambisi pribadi mereka bertentangan dengan etika dan kepentingan orang banyak. Edison, misalnya, meskipun dikenal sebagai penemu ulung, tidak selalu mengedepankan kepentingan umum. Ia terlibat dalam taktik licik untuk mengalahkan saingan-saingannya, seperti upaya untuk mendiskreditkan arus bolak-balik dengan menampilkan eksperimen berbahaya di depan publik.
Di sisi lain, Westinghouse yang lebih memihak kepada Tesla, menunjukkan bahwa kemajuan teknologi bisa dicapai dengan pendekatan yang lebih terbuka dan kolaboratif. Namun, meskipun memiliki visi yang lebih besar, ia harus menghadapi tekanan bisnis yang besar dan risiko finansial yang tinggi. Tesla, yang lebih fokus pada eksperimen dan ide-ide futuristik, menyadari bahwa untuk mengubah dunia, ia harus melawan arus utama dan menghadapi berbagai tantangan besar, baik dari segi teknologi maupun finansial.
Pesan dari film ini sangat kuat: teknologi yang revolusioner sering kali datang dengan pengorbanan besar, baik dalam bentuk waktu, uang, maupun hubungan antar individu. Ketiganya, meskipun berkompetisi, pada akhirnya memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi perkembangan teknologi yang kita nikmati hari ini. Namun, persaingan mereka juga mengingatkan kita akan sisi gelap dari inovasi—ketika ambisi pribadi sering kali mengaburkan tujuan mulia untuk kebaikan bersama.
Analisis Visual dan Sinematik
Film ini tidak hanya menceritakan kisah lewat dialog dan plot, tetapi juga menghadirkan narasi visual yang kuat. Penggunaan pencahayaan yang gelap dan kontras menggambarkan ketegangan yang terbangun antara para tokoh utama. Edison digambarkan dalam nuansa yang lebih gelap dan suram, mencerminkan sisi bisnis yang kejam dan pencarian pribadi yang tak terpuaskan. Sebaliknya, Tesla dan Westinghouse diberi pencahayaan yang lebih terang dan cerah, seakan-akan mewakili harapan dan visi masa depan yang lebih baik.
Sinematografi film ini juga berhasil memperlihatkan kontras antara dunia teknologi yang modern dan kekacauan pribadi yang dialami oleh para tokoh utama. Pengambilan gambar yang dinamis dan penggunaan ruang di dalam adegan-adegan penuh tekanan menunjukkan bagaimana para ilmuwan ini berusaha menguasai lebih dari sekadar teknologi—mereka berusaha menguasai dunia.
Apa yang Dikirimkan oleh The Current War
Walaupun The Current War terinspirasi oleh kejadian-kejadian nyata, film ini tidak sepenuhnya akurat dalam menggambarkan peristiwa sejarah. Beberapa elemen dramatisasi digunakan untuk menambah ketegangan dan membuat cerita lebih menarik bagi penonton. Misalnya, meskipun Edison memang terkenal dengan sikap agresif dan kontroversialnya, film ini memberi gambaran yang lebih dramatis mengenai perang antara DC dan AC yang tak sepenuhnya mencerminkan fakta sejarah.
Namun demikian, meskipun ada kebebasan artistik, The Current War tetap berhasil menggambarkan konflik besar yang terjadi di balik layar pengembangan teknologi listrik. Persaingan antara Edison dan Westinghouse serta peran Tesla dalam menghadirkan solusi baru adalah bagian dari sejarah nyata yang membentuk dunia kelistrikan modern.
Belajar dari Perang Arus Listrik
The Current War bukan hanya sebuah film yang menghibur, tetapi juga sebuah pelajaran berharga tentang bagaimana inovasi, ambisi, dan etika saling berinteraksi dalam membentuk dunia teknologi. Melalui kisah ini, kita belajar bahwa meskipun teknologi mampu mengubah dunia, kita juga harus bijaksana dalam melihat sisi gelap dari perkembangan tersebut. Dalam dunia yang semakin maju ini, konflik antara kepentingan pribadi dan tujuan sosial sering kali tetap menjadi isu utama yang harus kita hadapi.
Film ini mengajarkan kita bahwa setiap inovasi besar datang dengan pengorbanan dan perjuangan, dan dalam banyak hal, kemenangan bukanlah milik satu orang saja. Seperti halnya dalam The Current War, kita semua adalah bagian dari arus yang terus mengalir, berusaha mencapai tujuan yang lebih besar.
0 Komentar
Artikel Terkait
