Kreatifitas

Mahasiswa UM Berinovasi Membuat Faceshield dengan Sensor Suhu

Mahasiswa UM Ciptakan Inovasi Faceshield berbasis sensor untuk Berkonstribusi dalam Pencegahan Penyebaran Covid-19

ananda izza12 Oktober 2021

Indonesia adalah salah satu negara yang saat ini sedang memasuki masa kritis pandemi covid-19 sejak konfirmasi pertamanya pada bulan Maret 2020. Berdasarkan data yang diterbitkan oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sebanyak 216 negara termasuk Indonesia telah terserang virus Covid-19.

Pada data terakhir yang didapatkan per tanggal 25 Juli 2021, rata-rata kenaikan per minggu sekitar 41.290 kasus. Dengan keterbatasan jumlah APD (hazmat) yang digunakan tenaga medis dan penggunaan yang hanya 1 kali membuat tenaga medis kekurangan APD.

Dikarenakan solusi pemerintah yang memiliki kekurangan dalam pencegahan penyebaran covid terutama bagi tenaga kesehatan. Gagasan ini dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K). dengan ketua tim Adinda Hanif dan anggotanya Rifatul Himmah, Heida Ifkari Safitri, Erfandy dan Arif Wibawa.

Inovasi membuat faceshield mandiri

PKM K dengan Judul Protector Starter Kit:Automatic Faceshield Terintegrasi Mobile Application sebagai Deteksi Dini Mandiri Berbasis Sensor. Ide ini berhasil masuk Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS 34) 

"Kami menjual rangkaian faceshield berbasis sensor suhu dengan berbagai fitur aplikasi seperti tes suhu, informasi kesehatan dan self early detection. Harapnya produk ini bisa membantu petugas kesehatan dalam menangani pasien covid 19." tutur adinda sebagai ketua tim (07/10).

Faceshield memakai sensor suhu

Sensor yang digunakan adalah sensor suhu Gy-906 yang memiliki beberapa kelebihan yaitu mampu menjangkau suhu suatu objek antara -70 hingga +380⁰ C. Sensor ini bekerja dengan menyerap sinar inframerah yang dipancarkan suatu benda di depannya serta bekerja dengan tidak bersentuhan fisik dengan benda yang diukur (contactless)

Penggunaan sensor GY 906 dengan tujuan untuk mendeteksi suhu ini berfungsi dengan baik setelah dibandingkan dengan kompetitor thermogun yang saat ini digunakan masyarakat pada umumnya. penggunaan sensor ini bisa membedakan mana sensor suhu badan dan mana sensor suhu ruangan. 

"Kami berhasil menjual 10 produk di 3 kota diseluruh indonesia, namun kami akan memperluas pemasaran seiring dengan berjalannya waktu." tutur adinda (07/10).

Target pasar produk ini tersasar kan oleh tenaga kesehatan dan warga superior seperti instansi pemerintah yang sering melayani masyarakat luas. dan untuk kedepannya produk ini akan melakukan pengembangan dibidang teknologi dan kesehatan seperti penambahan sensor oksigen dan perbaikan aplikasi yang sudah ada.

Produk Protector Starter Kit mengusung model bisnis “Automatic Faceshield Terintegrasi Mobile Application”. Starting point dilakukan dengan branding produk berupa logo Protector Starter Kit sebagai identitas usaha. Produk Protector Starter Kit telah didaftarkan Hak Cipta. Langkah selanjutnya yaitu produk Automatic Faceshield berbasis sensor dan dilengkapi dengan mobile application beserta packaging produk

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait