Pengetahuan

Cara Cari Bug Website dan Mengatasinya, Mudah!

Bagaimana cara cari bug website? Pelajari jenis bug, metode, tools, dan tutorial lengkap melakukan audit website di sini.

Aristya Putri15 Juni 2025

Sebagai pengguna aktif internet, kamu mungkin pernah menemukan situs yang error atau lemot ketika browsing. Hal ini merupakan contoh paling sederhana dari bug website. Nah, salah satu tugas developer atau pengembang adalah mencari bug-bug tersebut dan memperbaikinya.

Penasaran bagaimana cara cari bug website? Kali ini kami akan menjelaskan contoh bug, cara mencari, hingga rekomendasi alat-alat (tools) buat mengerjakan tugas ini. Yuk langsung disimak!

Apa Itu Bug Website?

Secara sederhana, bug adalah kesalahan atau cacat dalam kode program yang membuat sebuah website atau aplikasi tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Ada dua jenis bug yang penting dicari:

  • Bug Fungsional: Ini adalah jenis bug yang paling sering kita temui sebagai pengguna. Contohnya tampilan web berantakan, teks tumpang tindih, broken link, tombol tidak bisa diklik, gagal upload foto, dan lain-lain.
  • Bug Keamanan: Bug jenis ini adalah celah yang bisa dieksploitasi oleh peretas untuk melakukan hal-hal jahat. Contohnya seperti SQL injection, penyisipan skrip berbahaya ke web, dan broken access control yang membuat pengguna bisa mengakses laman khusus admin. 

Jalur Utama Mencari Bug Website

Sebelum melangkah lebih jauh, kamu perlu tahu dulu tujuan belajar mencari bug pada situs web. Soalnya, ada dua jalur utama dengan pola pikir dan fokus yang sedikit berbeda:

  1. Jalur Developer/Quality Assurance (QA): Fokus utamanya adalah memastikan website berfungsi sempurna, bebas dari bug fungsional, dan memberikan pengalaman terbaik bagi pengguna. Mereka melakukan pengujian untuk memastikan semua fitur berjalan sesuai desain, tampilan konsisten di berbagai perangkat, dan performa website cepat. Tujuannya adalah kesempurnaan produk.
  2. Jalur Bug Hunter/Ethical Hacker: Fokus utamanya adalah mencari celah keamanan (vulnerability). Mereka berpikir seperti peretas, mencoba "membobol" sistem untuk menemukan kelemahan sebelum ditemukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Tujuannya adalah mengamankan sistem dan seringkali mendapatkan imbalan finansial melalui program bug bounty.

Metode Ampuh Mencari Bug di Website

Berikut adalah beberapa metode paling efektif yang bisa kamu gunakan untuk memulai perburuan bug:

1. Pengujian Manual (Manual Testing)

Ini adalah fondasi dari segala jenis pengujian. Sesuai namanya, kamu akan berinteraksi dengan website secara manual, layaknya pengguna biasa, tapi dengan mata yang lebih jeli dan niat untuk "merusak" situs tersebut.

Saat melakukan pengujian manual, kamu bisa mencoba semua hal yang mungkin dilakukan pengguna: mengisi formulir dengan data aneh, mengklik semua tombol dan link, mencoba mengunggah file dengan format yang tidak seharusnya, dan banyak lagi.

Jangan lupakan juga tools bawaan browser, Inspect Element (klik kanan > Inspect). Di sana kamu bisa melihat tab Console untuk mengecek error JavaScript dan tab Network untuk memantau permintaan data yang dikirim dan diterima website. Seringkali, bug sepele seperti link mati atau error API itu ketemu lewat cara manual ini.

2. Pengujian Otomatis (Automated Testing)

Kalau website yang diuji sangat besar dan kompleks, pengujian manual pasti bakal makan waktu lama. Di sinilah pengujian otomatis berperan. Kamu bisa menggunakan software atau skrip khusus untuk memindai website dan mencari bug secara otomatis.

  • Untuk Bug Fungsional: Tools seperti Selenium bisa kamu gunakan untuk membuat skrip yang mensimulasikan interaksi pengguna, misalnya mengisi formulir dan mengklik tombol secara otomatis.
  • Untuk Bug Keamanan: Scanner seperti OWASP ZAP atau Burp Suite Scanner (versi berbayar) bisa memindai website untuk mencari celah keamanan umum seperti SQL Injection atau XSS.

Meski bisa mendeteksi dengan cepat dan mencakup area luas, tools otomatis kadang memberikan hasil false positive (melaporkan bug padahal tidak ada) dan tidak bisa menemukan bug yang kompleks.

3. Pengujian Lintas Browser (Cross-Browser Testing)

Website yang tampil sempurna di Google Chrome belum tentu sama cantiknya di Safari atau Mozilla Firefox. Setiap browser punya "mesin" render yang sedikit berbeda. Di sinilah pentingnya cross-browser testing.

Kamu harus memastikan website-mu berfungsi dan tampil dengan baik di berbagai browser populer dan versinya. Kalau tidak punya banyak perangkat, kamu bisa pakai layanan seperti BrowserStack atau LambdaTest untuk menguji websitemu di ratusan kombinasi browser dan sistem operasi.

4. Pengujian Keamanan (Penetration Testing)

Ini adalah metode andalan para bug hunter. Penetration Testing (atau pentesting) adalah simulasi serangan siber yang dilakukan secara etis untuk menemukan celah keamanan. Proses ini biasanya mengikuti metodologi standar industri agar sistematis dan tidak ada yang terlewat.

Dua acuan paling populer adalah:

  • OWASP Top 10: Ini adalah daftar 10 risiko keamanan aplikasi web paling kritis yang dirilis oleh Open Web Application Security Project (OWASP). Memahami daftar ini adalah kewajiban bagi siapa pun yang serius di bidang keamanan web.
  • PTES (Penetration Testing Execution Standard): Ini adalah metodologi yang membagi proses pentesting menjadi beberapa tahapan, mulai dari pengumpulan informasi (reconnaissance), pemindaian (scanning), pencarian celah (vulnerability assessment), eksploitasi (exploitation), hingga pelaporan (reporting).

Tools Wajib untuk Para Pencari Bug Website

Untuk menjadi pemburu bug yang andal, kamu butuh persenjataan yang tepat. Berikut adalah beberapa tools yang wajib ada di toolkit-mu.

  1. Burp Suite: Tool ini adalah andalan utama para pentester web karena menyediakan berbagai fitur untuk menguji keamanan aplikasi web. Fitur unggulannya, Burp Proxy, memungkinkan kita mencegat dan memodifikasi lalu lintas antara browser dan server website.
  2. OWASP ZAP: ZAP (Zed Attack Proxy) adalah tool open-source dari OWASP yang sangat cocok untuk pemula. Dengan pemindai otomatis dan antarmuka yang ramah, ZAP membantu dalam mendeteksi celah keamanan web secara efisien.
  3. Nmap: Nmap (Network Mapper) adalah tool reconnaissance yang sangat powerful. Digunakan untuk memindai jaringan, mengetahui port terbuka, layanan aktif, dan bahkan sistem operasi yang digunakan oleh target.
  4. Subfinder / Amass: Tool ini berguna untuk melakukan subdomain enumeration, yaitu mencari subdomain tersembunyi dari suatu domain target. Sangat penting untuk fase pengintaian awal.
  5. FFUF / Dirb: Digunakan untuk melakukan fuzzing terhadap direktori dan file di web server. Tool ini mencoba berbagai kombinasi nama folder atau file untuk menemukan celah tersembunyi.
  6. Browser DevTools: Merupakan tool bawaan browser seperti Chrome dan Firefox yang sangat berguna untuk analisis front-end. Cocok untuk mengecek elemen halaman, skrip, permintaan jaringan, dan potensi celah keamanan dasar.

Itulah gambaran cara cari bug website yang biasa dilakukan para developer, lengkap dengan penjelasan jenis bug dan rekomendasi alat-alatnya. Untuk permulaan, kamu bisa mulai dengan melakukan pengujian manual dan cross-browser pada setiap proyekmu. Selamat mencoba dan semoga berhasil menemukan bug pertamamu

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait