Beberapa hari ini kita cukup dikagetkan dengan adanya kegiatan pertambangan disebuah lokasi yang dijuluki sebagai The Last Paradise, yap tempat itu adalah Raja Ampat yang berada di Papua Barat. Raja Ampat diberitakan mulai mengalami kerusakan kecantikannya akibat adanya kegiatan penambang Nikel. Lalu, sebenarnya apa penyebab yang membuat sekarang ini Pertambangan Nikel semakin banyak hadir di Indonesia?
1. Cadangan Komoditas Nikel Indonesia Terbesar di Dunia
Berdasarkan data siaran pers yang dikeluarkan oleh kementrian ESDM nomor 499.Pers/04/SJI/2023, 23% cadangan nikel di dunia ada di Indonesia yang tersebar di beberapa wilayah diantaranya Provinsi Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,Sulawesi Selatan, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Secara keseluruhan, sumber daya nikel indonesia mencapai 17,7 miliar ton bijih dan 177,8 juta ton logam, dengan jumlah cadangan 5,2 miliar ton bijih dan 57 juta ton logam. Dengan jumlah cadangan - cadangan tersebutlah yang membuat Indonesia menjadi pemilik cadangan komoditas nikel terbesar di Dunia.
2.Inovasi Teknologi Kendaraan Listrik
Semakin banyak perusahaan yang berupaya mengurangi emisi karbon, maka semakin banyak pula perusaan yang ingin beralih dari kendaraan konvesional ke kendaraan energi terbarukan. Permintaan Kendaraan Listrik yang semakin tinggi, membuat permintaan dari baterai listrik yang salah satu bahan bakunya berasal dari hasil pengolahan nikel sehingga mengakibatkan peningkatan yang signifikan.
3. Kualitas Nikel Indonesia lebih tinggi dibanding Nikel Eropa
Berdasarkan salah satu studi dari Institut Teknologi Bandung, dari Bima Nayottama pada tesisnya yang berjudul Karakteristik Endapan Nikel Laterit dan Analisis Kelimpahan Unsur Kobalt (Co), nikel dari Sulawesi dan Maluku memiliki nilai kadar Fero yang lebih rendah hingga membuatnya lebih tahan korosi serta kandungan dari Kobalt (Co) yang lebih tinggi, hingga membuatnya lebih efisien, kapasitas energi lebih besar, dan lebih ringan.
Hal - hal tersebut menjad salah satu faktor dimana kualitas nikel Indoesia dinilai jauh lebih unggul. Keunggulan ini terdata dalam bentuk keunggulan ekonomi dimana pada tahun 2020 harga rata-rata nikel Indonesia mencapai US$ 13.865 per ton, dibanding Eropa yang ada di angka US$ 11.980 per ton.
Ada banyak hal yang menjadi penyebab semakin maraknya tambang-tambang nikel di Indonesia, namun 3 point diatas merupakan induk dari semua persoalan yang menyebabkan seperti kondisi saat ini terjadi. Disamping itu, Guru Besar Hukum International Univesitas Indonesia, Hikmahanto Juwana mengatakan dengan sumber cadangan yang terbesar di dunia dan adanya program atau kebijakan hilirisasi ini membuat Indonesia memiliki risiko tinggi dari tekanan global terhadap negara-negara yang sumber daya mineralnya sudah mulai bergantung pada Indonesia bahkan negara-negara tersebut hingga menggugat kebijakan hilirasi Indonesia ke WTO. Hikmanto mengingatkan agar pemerintah Indonesia waspada terhadap tekanan-tekanan global ini dan dapat membuat Indonesia menjaga kepentingan nasional tetap terjamin terakit tujuan dari hillirsasi.
0 Komentar
Artikel Terkait
