Pengetahuan

Desain Sistem UPS untuk Server Data Center

Desain sistem UPS untuk server data center memastikan kontinuitas daya, perlindungan perangkat kritis, dan efisiensi operasional dalam infrastruktur teknologi informasi modern.

Irfan Naufal Marwan3 Desember 2025

Dalam dunia digital yang semakin berkembang, data center berperan penting sebagai pusat penyimpanan, pengolahan, dan distribusi informasi. Hampir semua sektor industri bergantung pada ketersediaan data yang konstan dan aman.

Untuk menjaga keandalan operasi server, dibutuhkan sistem kelistrikan yang mampu menyediakan pasokan daya tanpa gangguan (uninterruptible) meskipun terjadi pemadaman mendadak atau fluktuasi tegangan. Di sinilah peran UPS (Uninterruptible Power Supply) menjadi sangat vital.

Artikel ini akan membahas desain sistem UPS untuk server data center, mencakup prinsip kerja, konfigurasi sistem, jenis UPS yang sesuai, serta strategi perancangan untuk memastikan efisiensi dan keandalan daya yang tinggi.

Fungsi dan Prinsip Kerja UPS

UPS berfungsi sebagai penyedia daya cadangan sementara dan penstabil tegangan bagi peralatan elektronik sensitif seperti server dan perangkat jaringan. Saat pasokan listrik utama (PLN) mengalami gangguan, UPS secara otomatis beralih ke sumber energi internal berupa baterai untuk menjaga suplai daya tetap stabil hingga genset aktif atau sistem kembali normal.

Prinsip kerja dasar UPS mencakup tiga bagian utama:

  • Rectifier/Charger – mengubah arus AC dari jaringan menjadi DC untuk mengisi baterai.
  • Battery – menyimpan energi DC sebagai sumber daya cadangan.
  • Inverter – mengonversi kembali arus DC dari baterai menjadi AC untuk mensuplai beban.

Jenis-Jenis UPS untuk Server Data Center

Dalam sistem data center, pemilihan jenis UPS harus mempertimbangkan skala operasi, tingkat keandalan, dan sensitivitas beban. Berikut adalah tiga tipe utama UPS yang digunakan:

Offline/Standby UPS

Paling sederhana dan ekonomis. Daya dari PLN langsung ke beban, UPS aktif hanya saat listrik padam. Cocok untuk komputer pribadi, bukan untuk server utama.

Line-Interactive UPS

Dilengkapi dengan Automatic Voltage Regulator (AVR) untuk menstabilkan tegangan. Cocok untuk server skala kecil dan jaringan kantor menengah. Waktu perpindahan daya relatif cepat (2–4 ms).

Online Double Conversion UPS

Mengubah daya AC ke DC lalu kembali ke AC secara terus-menerus. Menyediakan isolasi penuh antara jaringan PLN dan beban.

Waktu transfer daya nol (0 ms). Ideal untuk server data center, sistem industri, dan perangkat kritis lainnya.

Desain Sistem UPS untuk Data Center

Desain sistem UPS untuk server data center harus memperhatikan beberapa aspek penting berikut:

1. Perhitungan Kapasitas Beban

Langkah pertama adalah menghitung total daya yang diperlukan oleh semua perangkat server, sistem pendingin, dan perangkat jaringan.

Rumus dasar:

Kapasitas UPS=Total Daya Beban×Faktor Keamanan
 

Contoh:
Jika total daya server adalah 40 kW, dan digunakan faktor keamanan 1,25 maka:

Kapasitas UPS=40 kW×1,25=50 kW
 

2. Waktu Backup (Backup Time)

Waktu backup menunjukkan lamanya UPS mampu menyuplai daya tanpa listrik utama. Untuk data center, waktu backup ideal adalah 10–15 menit, cukup untuk mengaktifkan genset cadangan atau melakukan shutdown sistem yang aman.

3. Konfigurasi Sistem

Terdapat beberapa konfigurasi UPS yang umum digunakan:

  • Single UPS: digunakan untuk beban tunggal, risiko gangguan tinggi.
  • Parallel UPS: dua atau lebih UPS bekerja bersama untuk meningkatkan keandalan (redundansi).
  • N+1 Configuration: sistem memiliki satu UPS cadangan agar tetap beroperasi walau satu unit gagal.

4. Integrasi dengan Sistem Genset

UPS harus terintegrasi dengan genset otomatis (Automatic Transfer Switch/ATS) agar suplai daya tetap kontinu selama pemadaman panjang. Saat genset mulai aktif, UPS menjaga stabilitas hingga tegangan stabil.

5. Sistem Monitoring dan Manajemen

UPS modern dilengkapi dengan komunikasi berbasis jaringan (SNMP, Modbus, atau IoT) yang memungkinkan operator memantau. Pemantauan ini penting untuk mendeteksi dini kerusakan dan melakukan pemeliharaan preventif.

  • Status baterai
  • Suhu internal
  • Beban daya
  • Event log

Kesimpulan

Desain sistem UPS untuk server data center bukan hanya tentang menyediakan daya cadangan, tetapi juga memastikan kestabilan, efisiensi, dan keandalan sistem kelistrikan. Pemilihan tipe UPS yang tepat, perhitungan kapasitas yang akurat, serta penerapan konfigurasi redundansi seperti N+1 menjadi kunci dalam mendukung operasional tanpa gangguan (zero downtime).

Dengan penerapan sistem monitoring cerdas dan integrasi dengan genset otomatis, data center dapat beroperasi dengan efisiensi energi tinggi, menjaga keamanan data, serta meminimalkan risiko kerugian akibat kegagalan daya.

UPS bukan sekadar perangkat cadangan — melainkan komponen strategis dalam desain infrastruktur energi masa depan yang handal dan berkelanjutan.

Share:

0 Komentar