Opini

10 Kata yang Harus Kamu Hapus dan Hindari dari CV/Resume

Ternyata nulis CV harus memperhatikan pemilihan kata lho. Terkadang salah memilih kata bisa bikin kamu gak lolos seleksi lho.

Ishak Okta Sagita13 Oktober 2021

Selama kuliah, kamu sudah mengenal tentang curiculum vitae (CV). Minimal kamu menggunakan CV untuk mendaftar organisasi mahasiswa semacam Badan Ekesekutif Mahasiswa. Lalu mengapa untuk mendaftar harus menggunakan CV?

Tujuan pembuatan CV untuk memperlihatkan pencapaianmu sebagai individu.Ibarat PDKT, itu adalah jembatan awal untuk membuat orang tertarik sama kamu. Tanpa ada CV, orang gak bisa melihat siapa kamu sebenarnya.

Namun ada hal minor yang sering kali gak disadari banyak orang. Terlepas dari pencapaian, pemilihan kata untuk CV sangatah krusial. Pengunaan kata yang lemah bikin kamu gak dilirik. 

Pemilihan kata pada CV mempengaruhi proses seleksi 

cara memilih kata untuk CV

Tahukah kamu, recruter hanya melihat CV 6-10 detik. Dari rentang waktu itu dilihat CV mana yang menarik. Menarik dalam arti sesuai dengan ketentuan kualifikasi. 

Namun jangan lupakan informasi wajib yang harus ditunjukan, yaitu

  • Identitas (nama, nomor, alamat email)
  • Latar belakang pendidikan
  • Bio singkat (about)
  • Pencapaian
  • Prestasi

Itu kira-kira yang bisa ditampilkan jika kamu masih mahasiswa. Sisanya menyesuaikan dengan kebutuhan.

Cara memilih kata untuk CV menurut pakar recruting

cara menulis cv

Menurut beberapa ahli, tips termudah adalah menghindari pengunaan kata sifat. Kata sifat yang cenderung membanggakan diri sudah sering dipakai. Kata-kata seperti "pekerja keras, loyal, dan dinamis" dianggap usang.

Mark Smith, Managing Director agensi rekrutmen people2people berpendapat untuk mengurangi pemilihan kata sifat. Pasalnya recruter sudah bosan dengan diksi tersebut.

Kata-kata yang harus dihindari dalam CV kamu

kata yang dihindari dalam CV

Melansir dari careeraddict.com, berikut ini ada kata-kata yang harus kamu hindari dalam CV.

1. Motivated atau termotivasi

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, termotivasi merupakan kata kerja. Tetapi itu belum cukup mengambarkan seberapa besar motivasi kamu. Bilang bahwa kamu orang yang termotivasi belum cukup menggugah recruter

Kata "termotivasi" dapat menjadi lebih kuat ketika diberi kata keterangan, seperti berikut

  • Termotivasi untuk menyelesaikan kuliah pada Desember 2021
  • Termotivasi untuk mendapatkan prospek 10 klien dalam kurun waktu 1 bulan 
  • Termotivasi untuk memperluas pengetahuan saya tentang AutoCAD

2. Team player atau pekerja tim

Bisa bekerja sama merupakan skill yang banyak dicari perusahaan. Skill itu nunjukin kamu bisa bersosialisasi dengan orang lain. Namun yang jadi masalah ketika itu ditaruh di CV.

Cara nunjukin bahwa kamu punya skill pekerja tim dengan ngasih studi kasusmu sendiri. Misalnya harus nyiapin acara wisuda dari nol dengan waktu satu bulan. Disitulah kamu ceritakan gimana caranya bikin acara dengan waktu satu bulan.

3. Hard worker atau pekerja keras

Kerja keras adalah kata yang sangat subjektif. Pasalnya level "kerja keras" setiap orang berbeda-beda. Selain itu, kata yang juga sering muncul di CV pelamar kerja. 

Terkadang frasa "kerja keras" bisa dianggap sebagai diksi berlebihan. Dan ini bisa menghambatmu dalam mencari kerja setelah lulus kuliah.

4. Expert atau ahli

Kata ini mirip dengan "kerja keras". Pengunaan kata "ahli" sangat luas, terlepas apapun keahlianmu.

Anggaplah kamu seorang ahli material logam. Ketika kamu bilang itu kepada 10 orang, besar kemungkinan ada 10 ekspetasi tentang material logam 

Ceritanya berbeda kalau kamu punya sertifikat uji kompetensi. Dalam konteks teknik, insinyur disebut ahli ketika dia sudah lulus uji kompetensi.

5. I know Ms Excel, SolidWorks, Catia…" atau "Saya tahu Ms Excel, SolidWorks, Catia..."

Menurut Heather Huhman, konsultan karier dari Come Recommended menulis skill adalah kebohongan yang paling sering terjadi. Mungkin ada anggapan dengan mencantumkan semua skill yang dibutuhkan bisa diterima pekerjaan. Padahal belum tentu.

Cara amannya adalah dengan jujur dengan skill yang dimiliki. Dengan begitu, besar kemungkinan kamu mendapatkan pekerjaan. Yakinkan recruter bahwa kamu ingin terus mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan. 

6. Communication Skills atau ketrampilan berkomunikasi

Sadar atau tidak, membuat CV merupakan wujud dari ketrampilan berkomunikasi. Sedehananya adalah kamu berkomunikasi dengan recruter melalui CV. Namun sering kali masih ada CV yang nyantumin "ketrampilan berkomunikasi".

Lalu seperti maksud dari skill komunikasi yang baik. Dalam konteks CV, skill komunikasi berarti cara menunjukan identitas (ketrampilan) kamu kepada orang lain.

7. Microsoft Word

Microsoft Word memang salah satu software yang banyak dibutuhkan perusahaan. Namun mencantumkan microsoft word bisa jadi bumerang tanpa kamu sadari. Ingat kembali software yang kamu pakai untuk ngerjain skripsi, apakah Microsoft Word?

Mungkin kamu ingin dianggap up to date dengan teknologi. Jika demikian, sebutkan saja software yang sangat spesifik ketika melamar kerja.

Dalam konteks teknik, kamu bisa masukan software berikut

  • AutoCAD
  • Solidworks
  • Tekla
  • SAP 2000
  • Autodesk Fusion 360
  • Aspen Plus
  • Sketchup
  • Etabs
  • Microsoft Project

8. Hobbies atau Hobi

Kamu bisa memasukan hobi dalam CV kalau sesuai dengan pekerjaan yang dilamar. Sesuaikan saja, seperti drafter yang hobi gambar. Kenapa demikian? Karena CV adalah menunjukan identitas professional. 

CV ditujukan untuk ngasih tahu apa yang sudah kamu lakukan dalam konteks professional. Untuk freshgraduate, menunjukan apa yang sudah kamu lakukan selama kuliah.

Memang lebih aman kalau gak udah mencantumkan hobi di CV. Cantumkan saja ketika lagi PDKT.

9. Punctual atau tepat waktu

Tepat waktu sangat diharapkan semua orang, terutama dalam ranah pekerjaan. Bukankah kamu sudah diajarkan tentang tepat waktu selama kuliah. Jika merasa belum, ingat kembali kenapa kamu rela gak tidur untuk ngerjain tugas. 

Mengingat sudah kamu lakukan waktu kuliah. jadi kata "tepat waktu" gak perlu dicantumkan di CV.. Soalnya kata "tepat waktu" berpotensi multitafsir.

10. Detail Oriented atau berorientasi pada detail

Menulis "berorientasi pada detail" di CV berpotensi bikin kamu blunder. Ada dua penyebab mengapa tidak disarankan memasukan frasa "berorientasi pada detail"

Pertama, jika gak ada pencapaian nyata maka agak susah untuk orang percaya. Dengan kata lain, itu gak bisa bantu apa-apa.

Kedua, bisa jadi bumerang kalau CV kamu kesalahan penulisan baik, khususnya ejaan. 

Kesimpulan

Selain masalah tampilan, pemilihan kata pada CV juga berpengaruh ketika proses screening. Gunakan kata kerja serta mendeskripsikan pencapaianmu selama kuliah. Dan selalu perbaiki dan perbahrui CV secara berkala.

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait