Total Productive Maintenance (TPM) merupakan proses penggunaan mesin, peralatan, karyawan, dan proses pendukung lainnya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas produksi. Proses ini berkaitan dengan tenaga kerja dalam merawat alat kerja dalam bentuk perilaku tindakan preventive maintenance.
Kunci utama dari aspek ini adalah manusia sebagai pusat dari sistem TPM, untuk terus dilatih dan meningkatkan kualitas agar mengurangi pemborosan produksi. Agar ini semua dapat terwujud efisiensi produksi, ditunjukan melalui delapan pilar TPM.
Pillar Total Productive Maintenance
Konsep delapan pilar TPM mendapatkan formalitasnya ketika dikelola oleh Japan Institute of Plant Maintenance. Melalui institusi inilah, TPM mulai berkembang dan banyak digunakan di industri.
Delapan pilar Total Productive Maintenance inilah menjadi benchmark agar kegiatan produksi berjalan dengan efisien sembari meningkatkan kualitas. Setiap pilar memiliki peran khusus dalam menunjang sistem produksi yang berkelanjutan.
Continuous Improvement
Pilar TPM pertama adalah continous improvement. Pengembangan berkelanjutan merujuk kepada setiap karyawan didorong untuk selalu melakukan perbaikan secara berkelanjutan walaupun hanya skala kecil.
Bentuk perbaikan melibatkan semua orang untuk memberikan masukan dan perspektif berbeda. Melalui dorongan ini, akan melahirkan keinginan untuk terus meningkatkan kapasitas diri.
Autonomous Maintenance
Pemeliharaan otonom adalah pillar TPM dengan menempatkan tanggung jawab kegiatan pemeliharaan di tangan operator. Bentuk pemeliharaan ini meliputi membersihkan scrap mesin CNC setelah selesai digunakan, pelumasan permukaan meja kerja, inspeksi peralatan, dan tindakan yang mampu memperpanjang usia komponen.
Kegiatan ini dilakukan agar operator mesin atau siapapun yang bekerja dapat bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. Bentuk dari tanggung jawab ini akan berdampak pada menurunnya downtime. Apabila downtime menurun maka produktivitas produksi semakin meningkat.
Planned maintenance
Pemeliharaan secara terencana adalah cara terbaik menghindari downtime. Bentuk dari perencanaan antara lain melakukan predictive maintenance atau preventive maintenance.
Dengan mengikuti salah satu pilar TPM ini, aset perusahaan dan komponen kerja tetap berjalan lancar sehingga memberikan hasil produksi berkualitas. Dampak lainnya dari produk berkualitas adalah menurunnya angka klaim komplain dari customer.
Anda dapat melakukan maintenance diluar jam produksi agar tidak mengganggu pekerjaan lainnya.
Training
Pilar berikutnya adalah mengisi skill untuk mengurangi gap yang ada dalam perusahaan. Mudahnya adalah membuka implementasi yang mengarahkan pada hasil terbaik.
Itulah mengapa perusahaan melakukan pelatihan untuk karyawan secara berkala baik lingkup internal maupun eksternal. Perusahaan Anda dapat melakukannya melalui In-House Training Engineering Academy.
Early Equipment Maintenance
Pemeliharaan peralatan dini mendorong keberhasilan Total Productive Maintenance. Pilar ini mengarahkan untuk melakukan pengembangan dan pemilihan produksi berdasarkan data aktivitas sebelumnya.
Perilaku produksi sebelumnya mempengaruhi keputusan dalam pemeliharaan produk melalui cara pemilihan produk. Seperti mencari alat produksi yang kompatibel dengan produk dari negara tertentu.
Quality management
Hasil akhir dari TPM adalah memproduksi produk dengan tingkat kecacatan 0%. Oleh karena itu, manajemen mutu dan penerapan proses yang terkait penilaian mutu merupakan sebuah keharusan.
In-Office
Tidak hanya memperhatikan kualitas produksi, pillar TPM juga membawa ke langkah administratif sebagai pendukung. Hal ini sejalan dengan prinsip lean manufacturing dalam memudahkan memberi pelayanan yang efisien dalam produksi.
Secara budaya perusahaan, pillar In-office menghilangkan mentalitas silo dan mendorong kerjasama horizon di berbagai tingkat. Dengan membangun kerjasama horizon akan berdampak pada kualitas produksi perusahaan.
Keselamatan dan kesehatan kerja
TPM menjunjung keamanan pekerja dari berbagai risiko bahaya melalui penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Tujuan dari K3 adalah membangun budaya keselamatan kerja, peningkatan produktivitas, dan tentu saja membangun citra positif bagi pelanggan.
Pengaruh TPM terhadap OEE
OEE (Overall Equipment Effectiveness) merupakan KPI dari TPM dengan menilai kesehatan peralatan secara menyeluruh. Keberhasilan dari TPM adalah ketika mencapai skor 100 dengan predikat produksi sempurna.
Total Productive Maintenance & Overall Equipment Effectiveness (OEE) for Industrial Efficiency
Engineering Academy mampu mewujudkan keberhasilan pillar TPM dengan Total Productive Maintenance & Overall Equipment Effectiveness (OEE) for Industrial Efficiency.
Kunjungi Engineering Academy untuk informasi dan registrasi.
0 Komentar
Artikel Terkait
