Sebuah kalimat klise yang masih berkumandang di era sekarang adalah “Ijazah itu tidak penting?”
Sebagai lulusan teknik, kamu jangan langsung menular kalimat tersebut secara mentah-mentah. Cermati dan kritisi kembali apa maksud tersembunyi dari pesan tersebut.
Kalimat “Ijazah itu tidak penting” hanyalah penyederhanaan dari rangkaian panjang proses berpikir dari orang yang sedang mencari pekerjaan. Setelah semua rangkaian dilakukan, barulah bisa membuat kesimpulan.
Rangkaian inilah yang akan kamu temukan agar tidak terjebak dalam kalimat klise “Ijazah itu tidak penting”.
Ingin bekerja di industri otomotif
Raka, lulusan Teknik Elektro dari kampus ternama lulus dengan IPK 3.80. Secara akademis, ia diatas rata-rata dengan pemahaman electrical engineering mendalam. Ia berencana bekerja di industri otomotif multinasional pada bagian assembly.
Begitu selesai menyelesaikan kuliah, ia mendaftarkan ke berbagai job portal dan mengirimkan CV ke perusahaan otomotif multinasional. Raka mengirimkan CV hampir setiap hari.
Beberapa minggu kemudian, ia mendapatkan panggilan interview dari perusahaan. Peluangnya untuk bekerja di perusahaan otomotif multinasional semakin terbuka lebar.
Namun, peluangnya hanya terbuka sampai interview user saja. Selebihnya tidak mendapat tanggapan dan pemberitahuan tidak diterima.
Langkah Raka terhenti di interview user ketika calon atasannya menanyakan pertanyaan yang tidak pernah ia pikirkan sebelumnya.
“Apa yang akan kamu lakukan jika…..?”
“Pernahkah kamu membuat program …..?”
Sebuah pertanyaan yang terus menghantuinya sepanjang malam. Ketakutan, frustasi, dan keraguan diri meliputi dirinya.
Kebutuhan untuk menunjukan diri dan memvalidasi apa yang dipelajari sewaktu kuliah
Sampai suatu ketika, ia menyadari bahwa dalam kerja ia butuh untuk menunjukan diri. Ia butuh panduan untuk dapat menampilkan kemampuan dan memvalidasi apa yang sudah ia pelajari selama kuliah.
Pencarian itu akhirnya berhenti ke Engineering Academy, program training untuk calon insinyur agar dapat bersaing di industri. Kebetulan sekali, ia terpapar dengan Offline Training PLC 2 hari dengan peralatan standar industri.
Setelah membaca informasi Offline Training PLC Engineering Academy, ia memutuskan mendaftar sebagai salah satu peserta. Bukan hal mudah bagi Raka untuk memulai ini semua.
Ada rasa ketidaknyamanan yang ia lawan. Namun keinginannya jauh lebih kuat daripada ketidaknyamanan.
Siap berjibaku dengan modul PLC, kabel instalasi, dan optimasi diagram ladder yang pernah ia pelajari pada mata kuliah teknik kendali.
Bersama-sama menyelesaikan masalah sistem otomasi di industri
Raka dan puluhan peserta lainnya mengikuti rangkaian kegiatan offline training selama dua hari penuh. Bersama-sama mencari masalah untuk menyelesaikan kerumitan sistem otomasi konveyor pemindah barang.
Sebuah sistem dimana lampu hijau menyala ketika benda kerja telah memenuhi persyaratan. Sedangkan benda kerja yang tidak memenuhi persyaratan akan memberi kode berwarna merah.
Sistem sederhana inilah menjadi kemenangan kecil bagi Raka. Kepercayaan diri Raka mulai meningkat seiring dengan perkataan mentor, jikalau sistem lampu selalu dipakai di industri manapun sebagai tanda indikator.
Setelah selesai mengikuti offline training, Raka mengirim kembali CV ke perusahaan otomotif global. Tidak hanya CV, ia juga melampirkan portfolio berupa hasil pengujian PLC dari Engineering Academy.
Menghadapi wawancara dengan menceritakan hasil pengujian PLC
Beberapa minggu kemudian, ia mendapatkan undangan interview secara online. Pada sesi interview tersebut, Raka mengubah strategi wawancara dengan menceritakan hasil pengujian PLC yang ia kerjakan di Engineering Academy.
Ia menceritakan secara runtut mulai dari latar belakang pengujian, rumusan masalah, batasan masalah, metode pengerjaan, bahasa pemrograman yang digunakan, tools PLC, hasil pengujian beserta pembahasannya. Ia ceritakan semua nya di hadapan user.
User menilai penjelasan Raka tentang sistem PLC sangat mengagumkan, informatif, dan mampu menjabarkan nya secara komprehensif. Karena terkesan, user langsung mengumumkan untuk mengirimkan offering letter kepada Raka setelah sesi interview.
Setelah itu, Raka mulai diterima kerja sebagai Automation Engineer yang berurusan dengan sistem otomasi PLC.
Pengetahuan tentang Teknik Elektro adalah modal pemahaman namun pemahaman praktis sistem PLC dan otomasi membuatnya mendapatkan pekerjaan.
Raka hanyalah satu dari ratusan ribu alumni Engineering Academy yang berhasil menapaki karier di industri, Ikuti jejak Raka di Engineering Academy.
0 Komentar
Artikel Terkait
