Persaingan industri membuak kegiatan produksi membutuhkan fleksibilitas dan responsif tinggi. Hal ini dikarenakan untuk meningkatkan pengalaman pengguna dan mempercepat jalannya proses produksi.
Kegiatan produksi yang cepat dan taktis dapat memperpendek rantai pasokan. Jika rantai pasokan pendek, maka perusahaan makin cepat menjawab kebutuhan pasar.
Tetapi, dalam proses produksi tidak hanya berlomba siapa yang paling cepat. Namun juga mampu menyajikan produk berkualitas tanpa mengorbankan operasional. Maka dari itu, dibutuhkan filosofi proses produksi yang menjawab kebutuhan pasar.
Agile manufacturing merupakan metode produksi yang mengedepankan kecepatan, responsif, dan kelincahan untuk merespon kebutuhan konsumen.
Agile Manufacturing
Agile manufacturing adalah metode produksi secara fleksibel dan adaptif sesuai dengan kondisi pasar. Dalam hal ini, perushaaan mengubah proses produksi secepat dan fleksibel agar lebih mudah menjangkau permintaan konsumen.
Agile manufacturing mengambil pendekatan pergerakan cepat dan lincah. Agar dapat mewujudkan produksi agile, perusahaan perlu menyiapkan segala aspek produksi mulai dari tenaga kerja sampai teknologi yang digunakan.
Cara kerja Agile manufacturing
Agile manufacturing bekerja dengan menerpkan metode desain produk, teknologi, hubungan kerjasama supply chain, pelatihan karyawan, dan perusahaan. Setiap komponen ini saling berkaitan agar dapat bekerja dengan baik.
Desain produk
Kebutuhan desain produk lahir karena konsumen ingin memiliki produk dengan kustomisasi. Bukan cetakan template dari perusahaan. Maka dari itu, desain yang dipersonalisasi menjadi jawaban.
Untuk menjawab permintaan produk terkustomisasi, perusahaan menyediakan mesin dan cetakan terpisah agar dapat memproduksi produk custom. Cara ini mampu mengangkat nilai perusahaan dibenak konsumen karena mampu menyediakan beragam produk untuk berbagai jenis pasar.
Teknologi
Permintaan pasar yang makin terpersonalisasi membutuhkan teknologi untuk merealisasikannya. Informasi yang tersampaikan harus diterima oleh antar divisi agar memudahkan pengerjaan.
Dengan penyebaran informasi ke semua divisi, proses produksi makin terarah dan efisien. Semua informasi produksi tersaji dalam data yang berisi suku cadang, kapastas produksi, pasokan material, jumlah pekerja, hingga lama pengerjaan.
Rantai pasokan
Agile manufacturing berkaian erat dengan jalannya rantai pasokan. Untuk melibatkan pemasok barang, sampaian iformasi tentang alur produksi untuk mempercepat respon kebutuhan pasar.
Perusahaan dan pemasok perlu membangun hubungan demi terwujudnya agile manunfacturing. Bentuknya adalah melalui negosiasi kontrak kerjasama agar mampu menjawab permintaan konsumen. Negosiasi ini memungkinkan perusahaan mampu meningkatkan kapasitas produksi.
Pelatihan karyawan
Agile manufacturing tidak dapat berjalan sendiri dengan memakai teknologi mutakhir maupun memperbaiki supply chain. Kompetensi karyawan untuk menerapkannya perlu ditingkatkan.
Prinsip dari agile manufacturing adalah produksi cepat dan responsif, maka staff PPIC perlu mempelajari metode produksi yang akan dijalankan. Hal ini meliputi pengaturan jadwal, penggunaan mesin dan teknologi, mekanisme kerja, sampai dengan perubahan alur produksi secara menyeluruh.
Melatih staff PPIC tidak bisa berjalan sendiri, perusahaan dapat mengajak pihak ketika untuk memfasilitasi pelatihan agile manufacturing untuk percepatan produksi. Engineering Academy mampu mendatangkan praktisi PPIC untuk melatih agile manufacturing level korporasi.
Hubungi tim Engineering Academy melalui tautan di sini.
Keterlibatan perusahaan
Agile manufacturing dapat terwujud apabila perusahaan mau terlibat secara menyeluruh. Dalam hal ini, jajaran direksi dan management harus satu suara demi jalannya kegiatan proses produksi yang adaptif dan responsif terhadap permintaan pasar.
Bentuk keterlihatan perusahaan adalah melalui pembuatan kebijakan yang mendukung seluruh kegiatan agile manufacturing. Jika tidak ada dukungan, maka agile manufacturing tidak dapat terwujud.
Prinsip Agile Manufacturing
Prinsip dalam menerapkan agile manufacturing berpusat pada kebutuhan konsumen.
Customer sentric
Agile manufacturing memegang prinsip pelanggan sebagai pusat operasi. Hal ini membuat kegiatan produksi berfokus pada permintaan kosumen dengan berbagai penyesuaian.
Pemitaan konsumen dapat berubah-ibah sesuai dengan perubahan kondisis. Dengan begitu, perusahaan melakukan pendekatan konsumen agar tetap kompetitif.
Fleksibel
Fleksibilitas memiliki arti dapat menyesuaikan kebutuhan produksi dengan cepat tanpa mengorbankan downtime maupun perubahan biaya produksi. Dengan ini, proses produksi mampu fleksibel dalam menanggapi permintaan pasar yang berubah-ubah.
Produksi yang efeksibel membuat kegiatan operasional makin dinamis. Secara konsisten mampu menjawab persaingan pasar untuk mempertahankan produktivitas.
Kolaborasi
Kecepatan produksi berbanding lurus dengan kolaborasi. Mengkolaborasikan teknologi, antar divisi, dan pemasok dapat mewujudkan alur kerja yang adaptif. Meningkatkan efisiensi kerja serta memangkas silo yang menghalangi.
Kolaborasi ini artinya semua pihak yang terlihat mendapatkan informasi secara real time mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan. Melalui cari ini penyelesaian masalah semakin membaik.
Peningkatan berkelanjutan
Peningkatan berkelanjutan (continuous improvement) memanfaatkan data analitif, feedback konsumen untuk melakukan peningkatan pada produksi produk. Berfokus pada optimasi berkelanjutan untuk mendapatkan operasional yang efisien dan kompetitif.
Implementasi Agile Manufacturing
Perusahaan yang hendak menjalankan agile manufacturing harus memiliki komitmen untuk membuat strategi proses produksi yang adaptif. Hal ini meliputi pelatihan, investasi, dan perombakan alur kerja produksi.
Selain urusan internal, peusahaan perlu membangun hubungan dengan pemasok agar mampu mengimplementasikan agile manufacturing. Melalui perjanjian kerja dan kesepatan terkait pengiriman barang.
Hal yang tak kalah pentig lainnya adalah agile manufacuring membutuhkan pengembangan proses secara berkala untuk mencari proses produksi yang efisien dan cepat.
Mengimplementasi agile marketing tidak harus menunggu jadwal magang, mulailah mengamalkan agile manufacturing melalui Industrial Engineering Bootcamp.
Infomasi dan registrasi dapat melalui laman Anak Teknik Indonesia.
0 Komentar
Artikel Terkait
