Pengetahuan

Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling

Anda dapat menggabungkan strategi hard selling dan soft selling. Membangun audience serta kepercayaan dengan soft selling. Kemudian gunakan hard selling untuk menawarkan produk yang sesuai dengan segmentasi audien Anda.

Ishak Okta Sagita4 November 2025

Aktivitas affiliate marketing tidak dapat lepas dari namanya kegiatan konversi. Mudahnya, kegiatan mendatangkan penjualan dari memasarkan produk affiliasi. 

Bentuk penjualan umumnya terbagi dalam dua kategori yaitu hard selling dan soft selling. Dua istilah ini membantu Anda untuk mendapatkan komisi penjualan. Namun agar dapat menjalankan keduanya, Anda perlu mengetahui perbedaan soft selling dan hard selling.

Sebab, keduanya memiliki karakteristik dan penggunaan yang berbeda. Lalu, apa bedanya soft selling dengan hard selling?

Apa Itu Soft Selling?

Soft selling adalah pendekatan penjualan yang berfokus pada membangun hubungan dengan audiens atau calon pembeli. Bentuk dari membangun relasinya adalah edukasi dan memberikan nilai agar audiens tertarik dengan produk yang Anda tawarkan secara natural.

Kelebihan Soft Selling

  • Membangun Kepercayaan: Soft selling berorientasi pada membangun kredibilitas dan kepercayaan jangka panjang kepada audience. Kepercayaan merupakan nilai penting dalam keberhasilan affiliate marketing.
  • Hubungan Jangka Panjang: Membangun kepercayaan juga berbanding lurus dengan mendorong hubungan jangka panjang dengan audience. Jika diterjemahkan dalam penjualan, hubungan konsumen dapat melipatkan angka penjualan dari affiliate marketing.
  • Membangun pengalaman dengan menurunkan tekanan pembelian: Soft selling membuat audien tidak merasa ada tekanan untuk melakukan pembelian. Ini merupakan bentuk dari membangun hubungan jangka panjang. Oleh karena itu, Anda dapat menciptakan pengalaman pengguna yang positif.
  • Cocok untuk Produk Kompleks: Produk dengan kompleksitas tinggi membutuhkan penjelasan lebih lanjut. Siklus penjualannya pun panjang karena melibatkan berbagai pertimbangan. Soft selling dapat mengakomodir hal ini dengan membangun relasi kepada audien, menginformasikan nilai dari produk, serta bagaimana cara melakukan transaksi pembelian. Salah satu contoh produk kompleks adalah sertifikasi K3 BNSP.

Karakteristik Soft Selling

  • Fokus pada Nilai: Menawarkan informasi yang bermanfaat untuk menyelesaikan masalah audience.
  • Edukasi: Mendidik audiens terkait manfaat produk dan layanan yang Anda tawarkan tanpa langsung mendorong ke arah penjualan.
  • Penceritaan (Storytelling): Mengandalkan cerita dan studi kasus untuk menunjukan bagaimana produk dapat membantu menyelesaikan masalah konsumen.
  • Pendekatan Tidak Langsung: Proses penjualan terjadi melalui hasil dari membangun hubungan jangka panjang dengan asas kepercayaan. Bukan melalui dorongan langsung.

Apa Itu Hard Selling?

Hard selling merupakan jenis penjualan dengan pendekatan langsung dan lebih agresif. Jenis penjualan ini bertujuan langsung menutup penjualan.

Pendekatan hard selling melibatkan membangun urgensi, penawaran terbatas, maupun menonjolkan fitur menarik untuk mendatangkan konsumen.

Kelebihan Hard Selling

  • Hasil Cepat : Hard selling mengandalkan hasil penjualan cepat, terutama dengan harga rendah maupun penawaran menarik. 
  • Jelas dan Langsung : Hard selling mengedepankan penyampaian secara eksplisit, lugas, dan tidak ada ruang interpretasi ganda. Hal ini sesuai dengan tujuan untuk mengejar angka penjualan.
  • Efektif untuk Penawaran Terbatas : Metode hard selling cocok untuk promosi produk dengan batasan waktu dan stok. Umumnya digunakan ketika menjelang akhir penjualan maupun ingin menghabiskan barang.

Karakteristik Hard Selling

  • Fokus pada Penjualan: Hard selling bertujuan mendapatkan konversi dari transaksi penjualan secepat mungkin. 
  • Penekanan Urgensi: Karena mengejar kecepatan, maka frasa seperti "beli sekarang," "penawaran terbatas," atau "jangan lewatkan” digunakan untuk memberi penekanan urgensi.
  • Manfaat Langsung: Fokus menyorot fitur dan manfaat produk secara langsung.
  • Panggilan Tindakan (Call to Action): Mendorong audiens untuk segera mengambil tindakan.

Perbedaan Soft Selling dan Hard Selling

perbedaan soft selling dan hard selling

Fitur

Soft Selling

Hard Selling
Tujuan Utama Membangun hubungan, edukasi, dan kepercayaan Menutup penjualan dengan cepat
Pendekatan Tidak langsung, persuasif, informatif Langsung, agresif, mendesak
Fokus Nilai, solusi, hubungan jangka panjang Produk, harga, urgensi, fitur
Gaya Komunikasi Penceritaan, diskusi, saran Perintah, penawaran, klaim langsung
Waktu Hasil Jangka panjang Jangka pendek

Kapan Menggunakan Soft Selling?

  • Produk atau Layanan Bernilai Tinggi: Sesuai untuk produk dengan kompleksitas tinggi karena membutuhkan pertimbangan matang sebelum memberi. Contohnya adalah online training, sertifikasi K3 BNSP, langganan software CAD, HMI PLC, hingga layanan konsultasi.
  • Membangun Komunitas: Apabila Anda ingin membangun loyalitas audience di sekitar niche Anda.
  • Pendidikan Pasar: Ketika audiens Anda belum familiar dengan kebutuhan maupun solusi yang ditawarkan oleh produk Anda.
  • Affiliate Marketing Jangka Panjang: Untuk membangun merek pribadi dan otoritas di niche Anda, sehingga rekomendasi Anda lebih dipercaya.

Kapan Menggunakan Hard Selling?

  • Produk Harga Rendah: Efektif untuk produk yang tidak memerlukan banyak pertimbangan, seperti e-book, alat kecil, atau penawaran diskon.
  • Penawaran Waktu Terbatas: Saat ada promo khusus, diskon besar, atau stok terbatas.
  • Audiens yang Sudah Terinformasi: Jika audiens Anda sudah dan kenal dengan produk Anda, langsung beri dorongan untuk melakukan pembelian.
  • Peluncuran Produk Baru: Untuk membangun kebisingan dan mendorong penjualan awal yang cepat.

Kesimpulan

Soft selling maupun hard selling memiliki porsi dan tempat masing-masing dalam strategi affiliate marketing. Memahami audiens Anda terkait jenis produk adalah kunci.

Anda dapat menggabungkan strategi hard selling dan soft selling. Mulailah dari membangun audience serta kepercayaan dengan soft selling. Kemudian, setelah audience mulai mengenal Anda, gunakan hard selling untuk menawarkan produk yang sesuai dengan segmentasi audien Anda.

Dengan memahami dan menjalankan kedua strategi ini secara bijak, Anda dapat mengoptimalkan komisi affiliate marketing yang lebih baik.

Share:

0 Komentar