Kreatifitas

Temuan Peneliti Standford University, Diagnosa Penyakit Malaria dengan Gasing Tarik

Gasing tarik mulanya dikenal sebagai mainan tradisional. Namun, dimata peneliti bisa menjadi alat diagnosa penyakit malaria

Ishak Okta Sagita25 November 2021

Mainan gasing tarik sangat populer di zamannya. Sebagai salah satu mainan tradisional, cara bermainnya terbilang sederhana yaitu dengan menarik benang. Saat menarik benang, gasing akan berputar. 

Mainan ini terbuat dari karton dan benang. Benang dimasukan pada titik pusat karton. Namun tahukah, sejatinya mainan gasing tarik bisa mendeteksi penyakit malaria

Gasing putar dapat mendiagnosa penyakit malaria

diagnosa penyakit malaria dengan mainan gasing tarik
Manu Prakash dari Stanford University

Manu Prakash, tim peneliti dari Stanford University menemukan metode diagnosa penyakit malaria dengan gasing tarik. Paperfuge (paper sentrifuge) disinyalir dapat mendiagnosa dalam waktu 15 menit. 

Ide paperfuge bermula ketika Manu Prakash pergi ke Uganda. Saat mengunjungi salah satu fasilitas kesehatan, ia melihat centifuge tak terpakai. Saking nganggurnya, centrifuge dipakai untuk menganjal pintu.

Masalahnya di daerah tersebut kesulitan mengakses listrik. Padahal centrifuge berguna untuk mendiagnosa malaria, khususnya wilayah tropis. Pasalnya kebanyakan kasus malaria terjadi di daerah tropis. 

Centifuge merupakan alat untuk memisahkan fluida dengan cara memutar spesimen. Alat ini biasanya ada di laboratorium klinis, rumah sakit, dan lembaga kesehatan lainnya. Prinsip kerjanya adalah memanfaatkan gaya sentrifugal supaya material yang lebih padat keluar. 

Keterbatasan pasokan listrik adalah masalah yang sering terjadi di daerah tropis. Inilah yang membuat tenaga kesehatan kesulitan mengatasi pasien malaria.

Memulai berbagai percobaan alat diagnosa malaria sederhana

percobaan paperfuge
percobaan paperfuge, alat diagnosa penyakit malaria

Melihat masalah itu, Prakash berdiskusi dengan rekannya untuk mencari cara mendiagnosa penyakit malaria tanpa listrik. Berbagai percobaan dilakukan mulai dari mainan yoyo sampai whirligigs

"Saya sedang memainkan tali dan kancing ketika malam hari. Adanya rasa penasaran membuat saya menyiapkan kamera berkecepatan tinggi untuk melihat kecepatan putaran kancing. Saya gak percaya kalau kancing berputar dengan kecepatan 10.000 sampai 15.000 rpms" kata Saad Bhamla, rekan Prakash.

Dengan memanfaatkan prinsip putaran, mereka membuat purwarupa sentrifugas bertenaga manusia. Hasilnya, paperfuge menghasilkan putaran sebesar 125.000 RPM. Putaran ini setara produk centrifuge seharga $1.000 sampai $5.000.

Paperfuge dapat mengisolasi parasit malaria dalam waktu 15 menit

dr manu prakash
Presentasi Manu Prakash

Ada sebab mengapa gasing tarik menjadi alat diagnosa penyakit malaria. Paperfuge dapat mensentrifugasi darah pada putaran 20.000 RPM.

Dengan kecepatan putar segitu, plasma murni butuh waktu 90 detik untuk memisahkan dari darah. Hebatnya, parasit malaria dapat terisolasi dalam waktu sekitar 15 menit

Sebagai informasi, paperfuge dapat menghasilkan gaya sentrifugas 30.000 g. 

Material paperfuge bisa didapatkan secara mandiri

Tidak ada batasan material pembuatan paperfuge. Peneliti membuat dengan memakai bahan kayu, kertas, dan kawat pancing. Untuk kesan lebih mewah bisa menggunaan polydimethylsiloxane, plastik, dab material cetak 3D. Kepraktisan material memudahkan untuk produksi massal.

"Pekerjaan kami dapat digunakan sebagai penerapan ilmu sederhana. Memanfaatkan fisika kompleks dari mainan sederhana untuk penerapan kesehatan global." ujar tim peneliti.

Paperfuge sudah diuji di Madagaskar. Hasil tes menunjukan, paperfuge bisa dipakai siapa saja. Dengan demikian, masalah diagnosa penyakit malaria di perdesaan dapat teratasi.

Inovasi seperti ini sangat menarik karena memudahkan pekerjaan manusia, terutama di daerah pesolok. Daerah pelosok sering kali kesulitan mendapatkan listrik. Bagaimana dengan pendapat kamu?

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait