Teknik Object Detection (Deteksi Objek) adalah salah satu tugas fundamental dan paling penting dalam bidang Computer Vision. Jika image classification hanya memberitahu kita "ada kucing di gambar ini", maka object detection lebih jauh lagi: ia tidak hanya memberitahu "ada kucing", tetapi juga di mana kucing itu berada (dengan kotak pembatas/ bounding box) dan berapa banyak kucing di sana.
Singkatnya, deteksi objek adalah proses mengidentifikasi dan melokalisasi instans objek dari kategori tertentu (misalnya, orang, mobil, hewan, dll.) dalam gambar atau video.
1. Bagaimana Object Detection Bekerja?
Deteksi objek menggabungkan dua tugas utama:
- Klasifikasi (Classification): Mengidentifikasi jenis objek apa yang ada dalam gambar.
- Lokalisasi (Localization): Menentukan posisi objek tersebut dalam gambar, biasanya dengan menggambar kotak pembatas (bounding box) di sekelilingnya.
Proses umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
- Input Gambar: Menerima gambar atau frame video sebagai input.
- Ekstraksi Fitur: Mengidentifikasi fitur-fitur relevan dalam gambar yang dapat menunjukkan keberadaan objek (misalnya, tepi, bentuk, tekstur, warna). Dalam pendekatan deep learning, fitur ini sering diekstraksi secara otomatis oleh jaringan saraf.
- Generasi Wilayah/Hipotesis (Region Proposal/Hypothesis Generation): Mengusulkan lokasi potensial di mana objek mungkin berada. Ini bisa berupa berbagai skala dan rasio aspek.
- Klasifikasi dan Regresi Bounding Box: Untuk setiap wilayah yang diusulkan:
- Klasifikasi: Mengklasifikasikan apakah wilayah tersebut mengandung objek tertentu dan jenis objeknya.
- Regresi Bounding Box: Menyesuaikan koordinat kotak pembatas agar lebih akurat sesuai dengan ukuran dan posisi objek yang sebenarnya.
- Penekanan Non-Maksimal (Non-Maximum Suppression - NMS): Menghilangkan kotak pembatas yang tumpang tindih untuk objek yang sama, hanya menyisakan kotak yang paling akurat atau memiliki skor kepercayaan tertinggi.
- Output: Gambar dengan objek yang terdeteksi, lengkap dengan kotak pembatas dan label kelasnya.
2. Evolusi Pendekatan Deteksi Objek
Teknik deteksi objek telah berkembang pesat, terutama dengan munculnya deep learning.
A. Metode Klasik (Pre-Deep Learning)
Metode ini umumnya melibatkan langkah-langkah manual untuk ekstraksi fitur dan penggunaan classifier terpisah.
- Viola-Jones (2001): Salah satu algoritma deteksi wajah paling awal dan terkenal. Menggunakan fitur Haar-like dan Adaboost untuk deteksi objek real-time yang sangat cepat pada saat itu. Kekurangannya adalah keterbatasan pada objek yang sangat spesifik (misalnya, hanya wajah).
- HOG (Histogram of Oriented Gradients) + SVM (Support Vector Machine): Menggunakan distribusi orientasi gradien tepi sebagai fitur untuk menggambarkan bentuk objek, kemudian classifier SVM digunakan untuk klasifikasi. Lebih robust terhadap variasi pencahayaan.
Keterbatasan Metode Klasik:
- Membutuhkan feature engineering manual yang intensif (desain fitur yang baik).
- Performa terbatas pada kondisi yang bervariasi (sudut pandang, pencahayaan, oklusi).
- Kurang fleksibel untuk mendeteksi berbagai jenis objek.
B. Metode Berbasis Deep Learning
Ini adalah terobosan besar dalam deteksi objek. Jaringan saraf, terutama Convolutional Neural Networks (CNNs), secara otomatis mempelajari fitur hierarkis dari data, menghilangkan kebutuhan feature engineering manual.
Metode deep learning dibagi menjadi dua kategori utama:
i. Two-Stage Detectors (Pendekatan Dua Tahap)
- Prinsip: Pertama, menghasilkan sejumlah kecil "wilayah kandidat" yang mungkin berisi objek, lalu pada tahap kedua, mengklasifikasikan dan meregresi bounding box untuk setiap wilayah ini.
- Keunggulan: Umumnya mencapai akurasi yang sangat tinggi.
- Contoh:
- R-CNN (Region-based Convolutional Neural Network): Model awal yang menggunakan Selective Search untuk proposal wilayah, kemudian CNN untuk ekstraksi fitur dan SVM untuk klasifikasi. Lambat karena memproses setiap proposal secara terpisah.
- Fast R-CNN: Meningkatkan kecepatan R-CNN dengan memproses seluruh gambar melalui CNN hanya sekali dan menggunakan RoI Pooling untuk mengekstrak fitur dari proposal wilayah.
- Faster R-CNN: Memperkenalkan Region Proposal Network (RPN) yang berbasis CNN untuk menghasilkan proposal wilayah, membuatnya jauh lebih cepat dan sepenuhnya end-to-end berbasis neural network. Ini menjadi fondasi bagi banyak model deteksi objek yang akurat.
ii. One-Stage Detectors (Pendekatan Satu Tahap)
- Prinsip: Langsung memprediksi bounding box dan probabilitas kelas secara bersamaan dalam satu run melalui jaringan. Tidak ada tahap proposal wilayah terpisah.
- Keunggulan: Jauh lebih cepat dan cocok untuk aplikasi real-time.
- Contoh:
- YOLO (You Only Look Once): Memprediksi bounding box dan probabilitas kelas untuk setiap grid cell dalam gambar secara langsung. Sangat cepat.
- SSD (Single Shot Detector): Menggunakan fitur dari berbagai skala dalam jaringan untuk mendeteksi objek dari ukuran yang berbeda secara efisien.
- RetinaNet (dengan Focal Loss): Mengatasi masalah ketidakseimbangan kelas (banyak latar belakang dan sedikit objek) dalam deteksi objek satu tahap, meningkatkan akurasi sambil tetap cepat.
3. Metrik Evaluasi dalam Object Detection
Untuk menilai kinerja model deteksi objek, metrik kunci yang digunakan adalah:
- Intersection over Union (IoU): Mengukur tumpang tindih antara bounding box yang diprediksi dan bounding box sebenarnya (ground truth). Nilai 0 berarti tidak ada tumpang tindih, 1 berarti tumpang tindih sempurna. Digunakan sebagai ambang batas untuk menentukan apakah deteksi itu "benar".
- Precision (Presisi): Proporsi deteksi positif yang benar (berapa banyak dari yang diprediksi sebagai objek, yang memang benar objek).
- Recall (Recall): Proporsi objek aktual yang berhasil dideteksi (berapa banyak objek sebenarnya yang berhasil ditemukan).
- Mean Average Precision (mAP): Metrik gabungan yang paling umum. Ini adalah rata-rata Average Precision (AP) di seluruh kelas objek yang dideteksi. AP sendiri adalah area di bawah kurva Precision-Recall. mAP memberikan gambaran komprehensif tentang kinerja model dalam akurasi dan lokalisasi.
4. Aplikasi Utama Object Detection
Deteksi objek adalah tulang punggung banyak teknologi modern:
- Kendaraan Otonom (Self-Driving Cars): Mendeteksi mobil lain, pejalan kaki, pesepeda, rambu lalu lintas, lampu lalu lintas, dan rintangan di jalan.
- Pengawasan Keamanan: Mendeteksi orang, tas yang ditinggalkan, aktivitas mencurigakan di area yang dipantau.
- Retail: Analisis perilaku pelanggan di toko, inventaris otomatis (mendeteksi produk di rak), kasir tanpa pengawasan.
- Kedokteran: Mendeteksi anomali dalam gambar medis (misalnya, tumor pada citra MRI/CT-scan).
- Manufaktur: Inspeksi kualitas otomatis (mendeteksi cacat pada produk), robotika (memandu robot untuk mengambil objek).
- Pertanian: Mendeteksi penyakit pada tanaman, menghitung jumlah buah, memonitor hewan ternak.
- Pencarian Gambar: Mencari gambar berdasarkan objek yang ada di dalamnya.
Deteksi objek adalah salah satu bidang computer vision yang paling aktif dan cepat berkembang, terus mendorong batas-batas apa yang bisa "dilihat" dan "dipahami" oleh mesin.
Apakah ada metode deteksi objek tertentu (misalnya YOLO atau Faster R-CNN) yang ingin Anda pahami lebih dalam, atau aplikasi spesifiknya?
0 Komentar
Artikel Terkait
