Pengetahuan

Cara Mengurangi Cart Abandonment Bagi Ecommerce

Keranjang belanja sering ditinggal kabur pelanggan? Jangan khawatir! Ini dia strategi ampuh untuk mengurangi cart abandonment dan bikin pembeli menyelesaikan transaksinya! Dari checkout sederhana sampai email recovery, ubah potensi jadi cuan!

Tata Bicara11 Agustus 2025

Cart abandonment, atau keranjang belanja yang ditinggalkan, adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi toko online. Ini terjadi ketika pelanggan menambahkan produk ke keranjang mereka, tetapi kemudian meninggalkan website tanpa menyelesaikan pembelian. Tingkat cart abandonment rata-rata bisa mencapai 70% atau lebih, yang berarti sebagian besar potensi penjualanmu hilang begitu saja!

Mengurangi cart abandonment bukan hanya soal fitur baru, tapi juga memahami psikologi pembeli dan menghilangkan hambatan di sepanjang perjalanan mereka. Berikut adalah strategi efektif untuk mengubah keranjang yang ditinggalkan menjadi penjualan yang sukses.

1. Sederhanakan Proses Checkout

Proses checkout yang rumit atau panjang adalah penyebab nomor satu cart abandonment.

  • Minimalisir Langkah Checkout: Idealnya, buat checkout dalam satu halaman atau dengan langkah-langkah yang sangat jelas dan minimal. Setiap klik tambahan adalah potensi kehilangan.

  • Opsi Checkout sebagai Tamu: Jangan paksa pelanggan untuk membuat akun di awal. Berikan opsi untuk checkout sebagai tamu dan tawarkan pendaftaran akun setelah pembelian selesai.

  • Indikator Progres: Tampilkan bilah progres (Langkah 1 dari 3) agar pelanggan tahu sudah sejauh mana mereka dalam proses checkout. Ini mengurangi frustrasi.

  • Desain Formulir yang Efisien: Gunakan auto-fill, validasi real-time, dan label yang jelas. Hindari meminta informasi yang tidak perlu.

  • Optimasi untuk Mobile: Pastikan formulir dan proses checkout mudah diisi dan dinavigasi di perangkat mobile.

2. Transparansi Biaya di Awal

Biaya tak terduga adalah kejutan yang paling dibenci pelanggan.

  • Tampilkan Total Biaya Awal: Jujurlah tentang biaya pengiriman, pajak, dan biaya tambahan lainnya sedini mungkin, idealnya di halaman produk atau keranjang belanja.

  • Free Shipping (Pengiriman Gratis): Jika memungkinkan, tawarkan pengiriman gratis di atas nilai pembelian tertentu. Ini adalah insentif yang sangat kuat. Jika tidak memungkinkan, jelaskan biaya pengiriman dengan jelas dan berikan estimasi yang akurat.

  • Hitung Estimasi Pengiriman: Beri pelanggan kalkulator estimasi biaya pengiriman berdasarkan lokasi mereka di halaman keranjang.

3. Tingkatkan Kepercayaan dan Keamanan

Keraguan tentang keamanan atau legitimasi toko bisa membuat pelanggan kabur.

  • Sertifikat Keamanan (SSL/HTTPS): Pastikan website-mu menggunakan HTTPS. Ini adalah standar industri dan penting untuk kepercayaan serta SEO.

  • Logo Payment Gateway dan Keamanan: Tampilkan logo payment gateway yang kamu gunakan (Midtrans, Stripe, PayPal, dll.) dan segel keamanan (Trustpilot, Norton Secure) di halaman checkout.

  • Kebijakan yang Jelas: Pastikan kebijakan pengembalian, privasi, dan pengiriman mudah diakses dari halaman checkout.

  • Informasi Kontak: Sediakan nomor telepon atau live chat yang mudah dijangkau di halaman checkout untuk pertanyaan mendesak.

4. Gunakan Bukti Sosial dan Urgensi

Pengaruh dari pembeli lain dan rasa takut ketinggalan bisa jadi pendorong.

  • Ulasan dan Testimoni: Tampilkan ulasan produk di halaman produk dan bahkan di keranjang belanja jika memungkinkan.

  • Social Proof: Tunjukkan berapa banyak orang lain yang melihat, membeli, atau menambahkan produk yang sama ke keranjang mereka ("X orang sedang melihat produk ini", "Terjual Y kali dalam 24 jam terakhir").

  • Live Chat: Tawarkan live chat untuk menjawab pertanyaan real-time dan mengatasi keraguan yang mungkin muncul saat proses pembelian.

  • Urgency & Scarcity (Urgensi & Kelangkaan):

    • "Stok Terbatas!"

    • "Penawaran Berakhir dalam X Jam!"

    • "Hanya Tersisa X Buah!"

    • Gunakan secara etis dan jujur.

5. Manfaatkan Remarketing dan Email Marketing

Jangan menyerah pada pelanggan yang sudah menunjukkan minat!

  • Abandoned Cart Emails: Ini adalah taktik paling efektif. Kirim serangkaian email otomatis kepada pelanggan yang meninggalkan keranjang.

    • Email Pertama (1-2 jam setelah ditinggalkan): Pengingat lembut dengan link langsung ke keranjang mereka.

    • Email Kedua (24 jam kemudian): Pengingat lagi, mungkin dengan penawaran khusus (misalnya, diskon kecil atau gratis ongkir) untuk mendorong penyelesaian.

    • Email Ketiga (48-72 jam kemudian): Mungkin dengan sedikit urgensi atau penawaran yang lebih kuat.

  • Retargeting Ads: Gunakan iklan berbayar di platform seperti Google atau media sosial untuk menargetkan kembali pengunjung yang meninggalkan keranjang. Tampilkan produk yang mereka tinggalkan.

6. Berikan Berbagai Pilihan Pembayaran

Setiap pelanggan memiliki preferensi pembayaran yang berbeda.

  • Opsi Pembayaran Lengkap: Integrasikan berbagai metode pembayaran populer di target pasarmu: kartu kredit/debit, e-wallet (OVO, GoPay, DANA), transfer bank (Virtual Account), QRIS, cicilan tanpa kartu kredit (Akulaku, Kredivo), dan bahkan COD jika relevan.

  • Fleksibilitas Mata Uang: Jika menargetkan pasar internasional, dukung berbagai mata uang.

7. Optimasi Kinerja Website

Kecepatan dan performa situs memengaruhi keseluruhan pengalaman.

  • Kecepatan Loading Halaman: Setiap detik penundaan dalam loading halaman dapat meningkatkan cart abandonment rate. Optimalkan gambar, gunakan caching, dan minifikasi kode.

  • Hindari Broken Links atau Error: Pastikan tidak ada link yang rusak atau error teknis yang mengganggu proses checkout.

8. Analisis Data dan Lakukan A/B Testing

Optimasi adalah proses berkelanjutan yang didorong oleh data.

  • Pantau Conversion Funnel: Gunakan Google Analytics atau tool analisis e-commerce untuk melihat di mana pelanggan keluar dari funnel pembelian. Identifikasi titik-titik masalah.

  • A/B Testing: Uji berbagai variasi elemen di halaman checkout atau keranjang: warna tombol, copy CTA, penempatan elemen, jumlah langkah, dll. Lihat mana yang menghasilkan tingkat konversi terbaik.

  • Survei Pelanggan: Jika memungkinkan, tanyakan kepada pelanggan yang tidak menyelesaikan pembelian mengapa mereka pergi (misalnya, melalui survei exit intent atau email).

Dengan menerapkan strategi-strategi ini dan terus memantau serta mengadaptasi berdasarkan data, kamu bisa secara signifikan mengurangi cart abandonment dan meningkatkan penjualan onlinemu.

Share:

0 Komentar