Industri

Raksasa Teknologi Apple Inc Siap Menghadapi Dampak Perang Ekonomi Dunia

Apple geser produksi dari China ke India & Vietnam, siapkan investasi besar di AS demi atasi dampak perang dagang dan tekan risiko rantai pasok.

Tata Bicara19 Mei 2025

Apple Inc., salah satu perusahaan teknologi paling bernilai di dunia, baru saja mengumumkan serangkaian langkah strategis dalam menghadapi tantangan global, khususnya yang berkaitan dengan ketegangan geopolitik dan perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Dalam laporan keuangan terbarunya, Apple mengumumkan pemangkasan program pembelian kembali saham (buyback) senilai sekitar 160 triliun rupiah, serta upaya signifikan untuk memindahkan sebagian besar produksi dari China ke India dan Vietnam.

Produksi iPhone Kini Bergeser ke Asia Selatan

Tim Cook, CEO Apple, menegaskan bahwa perusahaannya saat ini sedang mempercepat diversifikasi rantai pasokan untuk mengurangi ketergantungan pada China. Mulai kuartal ini, sebagian besar iPhone yang dijual di Amerika Serikat akan diproduksi di India. Selain itu, produksi perangkat lain seperti iPad, Mac, dan Apple Watch mulai dialihkan ke Vietnam.

Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap risiko yang muncul dari kebijakan tarif perdagangan antara AS dan China. Tim Cook menyebutkan bahwa dampak dari tarif tersebut diperkirakan akan menambah beban biaya operasional perusahaan sekitar 14,4 triliun rupiah dalam satu kuartal.

Cook menambahkan bahwa terlalu bergantung pada satu negara untuk manufaktur, dalam konteks geopolitik saat ini, bukanlah strategi yang berkelanjutan bagi perusahaan sebesar Apple.

Investasi Jumbo di Dalam Negeri Amerika Serikat

Selain restrukturisasi global dalam produksi, Apple juga mengumumkan rencana investasi besar-besaran di dalam negeri Amerika Serikat dengan nilai mencapai 8.000 triliun rupiah. Investasi ini akan digunakan untuk membangun fasilitas produksi chip, pusat data, serta kantor baru di sejumlah negara bagian seperti California, Texas, Michigan, Arizona, North Carolina, dan Washington.

Apple juga telah membeli chip senilai 304 triliun rupiah dari perusahaan teknologi di Amerika Serikat sebagai bagian dari komitmen untuk memperkuat industri dalam negeri. Cook menekankan bahwa pembangunan fasilitas manufaktur dalam negeri merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menciptakan lapangan kerja dan memastikan keamanan rantai pasokan.

Laporan Keuangan Mengungguli Ekspektasi

Di tengah perubahan besar tersebut, Apple tetap mampu menunjukkan performa keuangan yang kuat. Pada kuartal kedua fiskal, Apple membukukan pendapatan sebesar 1.525 triliun rupiah, sedikit di atas ekspektasi analis sebesar 1.515 triliun rupiah. Laba per saham atau earnings per share tercatat sekitar 26.400 rupiah, juga melampaui estimasi sebelumnya yaitu 26.080 rupiah.

Penjualan iPhone masih menjadi penyumbang utama, dengan nilai sebesar 749 triliun rupiah, melebihi estimasi analis sebesar 738 triliun rupiah. Sementara itu, penjualan iPad dan Mac masing-masing mencapai 102 triliun dan 127 triliun rupiah. Penjualan iPad entry-level disebut sebagai pendorong utama kinerja yang solid dalam lini tablet.

Layanan Digital dan Aksesori Masih Stabil

Segmen layanan digital Apple, yang meliputi App Store, Apple Music, iCloud, dan Apple TV, mencatatkan pendapatan sebesar 426 triliun rupiah. Meskipun sedikit lebih rendah dari ekspektasi sebesar 427 triliun rupiah, lini bisnis ini masih menunjukkan tren pertumbuhan yang stabil dan menjadi sumber pendapatan berulang yang penting.

Sementara itu, produk wearable dan aksesori seperti Apple Watch dan AirPods membukukan pendapatan sebesar 120 triliun rupiah, sedikit di bawah target 125 triliun rupiah. Meski begitu, permintaan terhadap lini produk ini tetap kuat, terutama di pasar Amerika Utara dan Asia Tenggara.

Di wilayah China Raya, termasuk Hong Kong dan Taiwan, Apple berhasil membukukan penjualan sebesar 256 triliun rupiah, sedikit lebih tinggi dari prediksi analis sebesar 254 triliun rupiah. Ini menunjukkan bahwa, meski ketegangan perdagangan masih berlangsung, basis pengguna Apple di kawasan tersebut masih cukup solid.

Penyesuaian Strategi Buyback Saham dan Dividen

Apple juga mengumumkan peningkatan dividen tunai sebesar 4 persen menjadi 4.160 rupiah per saham. Selain itu, dewan direksi menyetujui program buyback saham senilai 1.600 triliun rupiah. Meskipun angkanya tergolong besar, ini menandai penurunan dari tahun lalu yang mencapai 1.760 triliun rupiah.

Para analis menilai langkah pemangkasan buyback ini sebagai bentuk kehati-hatian perusahaan dalam menjaga likuiditas dan persiapan menghadapi potensi gangguan ekonomi global. Menurut Thomas Monteiro, analis pasar dari Investing.com, Apple tengah membangun cadangan kas sebagai perlindungan terhadap volatilitas jangka pendek.

Langkah ini juga dianggap wajar mengingat perusahaan sedang melakukan ekspansi dan relokasi besar-besaran yang membutuhkan belanja modal tinggi.

Proyeksi untuk Kuartal Selanjutnya

Apple memperkirakan bahwa pendapatan untuk kuartal ketiga fiskal akan mengalami pertumbuhan di kisaran satu digit, dengan estimasi pertumbuhan sekitar 4,28 persen menjadi 1.431 triliun rupiah. Namun, margin kotor perusahaan diperkirakan akan sedikit menyempit dan berada di kisaran 45,5 hingga 46,5 persen. Angka ini sedikit lebih rendah dibandingkan ekspektasi analis yang memproyeksikan margin sebesar 46,58 persen.

Penurunan margin ini sebagian besar dipengaruhi oleh peningkatan biaya produksi akibat pemindahan manufaktur dan komitmen investasi domestik Apple.

Langkah strategis Apple dalam merelokasi rantai pasokan dari China ke India dan Vietnam, serta komitmen investasi raksasa di dalam negeri Amerika Serikat, menunjukkan orientasi jangka panjang untuk membangun ketahanan bisnis. Meski dibarengi dengan peningkatan beban biaya, strategi ini dipandang sebagai langkah cerdas dalam mengurangi risiko geopolitik dan memperkuat posisi Apple di masa depan.

Keputusan untuk mengurangi program buyback saham dan menahan margin kotor mencerminkan pendekatan konservatif di tengah ketidakpastian global. Namun, dengan kinerja keuangan yang tetap solid, produk yang terus diminati pasar, serta inovasi berkelanjutan, Apple menunjukkan bahwa mereka tetap menjadi pemain dominan di industri teknologi dunia.

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait