Memindahkan website dari satu penyedia hosting ke penyedia lain, atau yang sering disebut migrasi website, bisa jadi tugas yang menakutkan. Ada banyak hal yang perlu diperhatikan agar prosesnya berjalan mulus tanpa downtime yang signifikan atau kehilangan data. Namun, dengan perencanaan dan langkah yang tepat, migrasi bisa dilakukan dengan aman dan efisien.
Berikut adalah tips lengkap untuk migrasi website ke hosting baru:
Tahap 1: Persiapan Matang (Sebelum Migrasi)
Persiapan adalah kunci keberhasilan migrasi. Jangan terburu-buru!
-
Pilih Penyedia Hosting Baru yang Tepat:
-
Pastikan hosting baru sesuai dengan kebutuhan website-mu (misalnya, jenis hosting seperti shared, VPS, atau cloud).
-
Pertimbangkan faktor seperti performa, uptime, dukungan pelanggan, fitur keamanan, dan harga.
-
Banyak penyedia hosting menawarkan layanan migrasi gratis. Manfaatkan ini jika tersedia, karena mereka punya alat dan keahlian khusus.
-
-
Lakukan Backup Lengkap Website Lama:
-
Ini adalah langkah paling krusial! Buat backup lengkap dari semua file website (HTML, CSS, JavaScript, gambar, video, dll.) dan database (MySQL, PostgreSQL, dll.).
-
Gunakan fitur backup dari control panel hosting lama (misalnya cPanel), plugin backup (untuk CMS seperti WordPress), atau lakukan secara manual via FTP dan phpMyAdmin.
-
Simpan backup di lokasi yang aman (komputer lokal, cloud storage lain) dan bukan hanya di server hosting lama.
-
-
Periksa Kompatibilitas:
-
Pastikan hosting baru mendukung versi PHP, MySQL, dan software lain yang digunakan website-mu.
-
Jika ada perbedaan versi, pastikan website-mu kompatibel atau rencanakan untuk melakukan update setelah migrasi.
-
-
Kumpulkan Informasi Penting:
-
Catat semua kredensial akses hosting lama (cPanel/Plesk login, FTP login, database username dan password).
-
Catat juga kredensial akses hosting baru.
-
-
Kurangi Ukuran Website (Opsional tapi Direkomendasikan):
-
Hapus plugin atau theme yang tidak terpakai.
-
Hapus file sampah atau cache yang tidak perlu.
-
Optimalkan gambar jika belum dilakukan. Ini akan mempercepat proses transfer data.
-
Tahap 2: Proses Migrasi (Eksekusi)
Ada beberapa metode migrasi yang bisa kamu pilih:
A. Migrasi Otomatis (Jika Ditawarkan Penyedia Hosting)
Jika penyedia hosting baru menawarkan layanan migrasi gratis, manfaatkanlah. Mereka biasanya memiliki tim ahli yang akan menangani seluruh proses, meminimalkan risiko kesalahan dan downtime. Kamu hanya perlu memberikan detail login hosting lama dan mereka akan melakukan sisanya.
B. Migrasi Menggunakan Plugin (untuk CMS seperti WordPress)
Untuk website berbasis CMS populer seperti WordPress, ada banyak plugin migrasi yang mempermudah proses. Contoh: All-in-One WP Migration, Duplicator, UpdraftPlus.
-
Langkah Umum:
-
Instal plugin migrasi di website lama.
-
Buat paket backup lengkap (file dan database) menggunakan plugin.
-
Unduh paket backup tersebut ke komputer lokalmu.
-
Instal WordPress kosong di hosting baru.
-
Instal plugin migrasi yang sama di WordPress baru.
-
Unggah dan import paket backup dari website lama.
-
Plugin akan menangani penyesuaian URL dan database.
-
C. Migrasi Manual (Via FTP dan Database)
Metode ini membutuhkan pengetahuan teknis lebih, tapi memberikan kontrol penuh.
-
Transfer File Website via FTP:
-
Gunakan klien FTP (misalnya FileZilla) untuk mengunduh semua file dari folder
public_html
(atau folder root website-mu) di hosting lama ke komputer lokalmu. -
Unggah semua file tersebut ke folder
public_html
di hosting baru.
-
-
Migrasi Database:
-
Akses phpMyAdmin di hosting lama, pilih database website-mu, lalu export database tersebut dalam format
.sql
. -
Buat database baru di hosting baru melalui control panel (catat nama database, username, dan password).
-
Akses phpMyAdmin di hosting baru, pilih database yang baru kamu buat, lalu import file
.sql
yang tadi kamu export. -
Penting: Perbarui file konfigurasi website-mu (misalnya
wp-config.php
untuk WordPress) dengan detail database yang baru (nama database, username, password, hostname).
-
-
Perbarui URL (Jika Berubah):
-
Jika URL website-mu berubah (misalnya dari
http
kehttps
, atau dari subdomain ke domain utama), kamu perlu melakukan find and replace di database untuk memperbarui semua URL lama ke URL baru. Ini bisa dilakukan dengan plugin (untuk CMS) atau script SQL khusus.
-
Tahap 3: Pengujian dan Penyesuaian (Post-Migrasi)
Setelah semua file dan database berada di hosting baru, jangan langsung mengarahkan domain!
-
Uji Website di Hosting Baru:
-
Sebelum mengarahkan domain, kamu bisa mengakses website di hosting baru menggunakan temporary URL atau dengan mengedit file hosts di komputermu. Ini memungkinkanmu melihat website di hosting baru tanpa memengaruhi pengunjung yang masih melihat website lama.
-
Periksa semua halaman, gambar, tautan, formulir, fungsi login, dan fitur penting lainnya. Pastikan semuanya berfungsi dengan baik.
-
-
Arahkan Domain ke Hosting Baru:
-
Setelah yakin website berjalan sempurna di hosting baru, saatnya memperbarui DNS (Domain Name System).
-
Login ke panel manajemen domain-mu (tempat kamu membeli domain).
-
Ubah Nameserver atau A Record agar mengarah ke hosting baru. Penyedia hosting baru akan memberikan informasi nameserver atau alamat IP yang perlu kamu masukkan.
-
Perubahan DNS bisa memakan waktu 24-48 jam untuk menyebar ke seluruh dunia (DNS propagation). Selama masa ini, sebagian pengunjung mungkin masih melihat website lama, sementara sebagian lainnya sudah melihat website baru.
-
-
Pantau Website Setelah Propagasi DNS:
-
Setelah DNS sepenuhnya menyebar, pantau website-mu secara ketat.
-
Periksa performa, error log, dan pastikan tidak ada masalah yang muncul.
-
Gunakan Google Search Console dan Google Analytics untuk memantau traffic dan error.
-
-
Jangan Hapus Hosting Lama Terlalu Cepat:
-
Biarkan hosting lama tetap aktif selama beberapa hari atau minggu setelah migrasi berhasil. Ini memberikan "jaring pengaman" jika ada masalah tak terduga yang mengharuskanmu kembali ke hosting lama sementara.
-
Tips Tambahan:
-
Pilih Waktu Migrasi yang Tepat: Lakukan migrasi saat traffic website-mu paling rendah (misalnya, tengah malam atau akhir pekan) untuk meminimalkan dampak pada pengunjung.
-
Beritahu Pengunjung (Jika Perlu): Untuk website besar atau e-commerce, pertimbangkan untuk menginformasikan pengunjung tentang migrasi yang akan datang.
-
Gunakan HTTPS: Jika website-mu belum menggunakan HTTPS, migrasi adalah waktu yang tepat untuk mengimplementasikannya. Pastikan SSL/TLS terinstal dengan benar di hosting baru.
-
Uji Kecepatan: Setelah migrasi, gunakan alat seperti Google PageSpeed Insights atau GTmetrix untuk menguji kecepatan website-mu.
Dengan mengikuti tips ini, proses migrasi website-mu akan jauh lebih terorganisir, aman, dan minim risiko. Adakah hal lain yang ingin kamu ketahui tentang migrasi website?
0 Komentar
Artikel Terkait
