Fun Fact

Penggunaan Plastik : Gaya Hidup Praktis Berdampak Pada Krisis Ekologis

Plastik sudah menjadi kebutuhan manusia sehari-hari. Aktivitas manusia tidak bisa lepas dari plastik. Termasuk juga kebutuhan industri. Dan bagaimana kita bisa ketergantungan dengan plastik? Dampak apa yang terjadi? Sampah plastik adalah bom waktu y

M. Ulud Risaldi5 Juni 2021

Saat ini, plastik adalah benda yang melekat dalam kehidupan keseharian kita. Berbagai macam plastik mulai dari plastik daur ulang maupun plastik sekali pakai menjadi barang yang lumrah digunakan manusia.

Seiring meningkatnya populasi manusia, penggunaan plastik juga terus meningkat, hal ini mengakibatkan produk-produk berbahan plastik juga bertambah. Selain itu, gaya hidup manusia yang semakin praktis menjadikan plastik sebagai pilihan utama karena kemudahan dalam penggunaan.

Kode klasifikasi jenis plastik

Setiap  jenis plastik berdasarkan tipe daur ulangnya terdapat tipe PET (Polyethilene Terephthalate), HDPE (High Density Polyethylene), PVC (Polyvinyl Chloride), LPDE (Low Density Polyethylene), PP (Polypropylene), PS (Polystyrene) dan lain-lain. Pembagian ini berdasarkan tipe daur ulang ini dapat dibagai menjadi dua macam yaitu plastik sekali pakai dan plastik penggunaan berulang.

Contoh plastik sekali pakai misalnya sedotan, sendok, garpu, gelas, dan sterofom. Sedangkan untuk plastik penggunaan berulang adalah seperti wadah minuman,wadah makanan, botol air mineral, botol soda,dan botol susu.

Plastik yang jenisnya dapat dipakai berulang kali dapat dilakukan pencucian agar bisa digunakan kembali dan dapat dilakukan proses daur ulang untuk menghasikan produk plastik/produk lain yang baru. Tetapi semua plastik yang digunakan memerlukan waktu yang lama untuk terurai secara alamiah, beriksar puluhan sampai ratusan tahun. Bahkan jenis sterofom menjadi sampah yang tidak akan terurai. 

Pandemi membuat pengguna plastik meningkat

Dari waktu ke waktu penggunaan plastik terus meningkat berakibat pada menumpuknya sampah plastik di alam. Bahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengungkapkan terjadinya peningkatan jumlah sampah plastik selama pandemi berlangsung, salah satunya karena sebagian besar masyarakat melakukan transaksi belanja online.

Karena dalam jenis transaksi ini penggunaan plastik sangat beragam, mulai dari pengemasan sampai penggunaan bumble wrap. Selain itu gaya hidup praktis menjadikan plastik sebagai pilihan utama.

Plastik yang ringan,mudah dipakai, serta berharga murah menjadi pertimbagan berbagai konsumen, baik individu maupun kelompok. Peningkatan jumlah produksi dan konsumsi plastik tidak sebanding dengan usaha daur ulang dan waktu alamiah agar plastik dapat terurai.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan ekologis yang terjadi. Ini tentu bukan sesuatu hal yang baru dalam telinga kita semua, karena dalam berbagai media sudah tersebar informasi terkait sebab akibat dari sampah plastik yang ada.

Dampak penggunaan plastik dalam aspek kehidupan manusia

Persoalan sampah plastik menjadi permasalahan dalam setiap aspek kehidupan. Pada tanah plastik menyebabkan hilangnya kesuburan tanah, kemudian pada air plastik akan berdampak besar pada keseimbangan ekosistem, bahkan plastik akan menjadi makanan spesies air dan kemudian akan dikonsumsi lagi oleh manusia, sedangkan karena pembakaran plastik akan berdampak pada pemanasan global dan meningkatkan kadar racun dalam udara.

Dari sebagaian kecil akibat dari sampah plastik yang disebutkan, sebenarnya dari kondisi sekarang setelah diproduksi tidak ada tempat yang cocok untuk sampah plastik selain berdampak negatif pada keberlangsungan kehidupan. Bahkan dampak yang paling dekat dan mengkin belum terasa oleh siapaun adalah bahwa plastik sudah ada dalam tubuh kita, salah satunya karena konsumsi makanan yang terkontaminasi sampah plastik.

Inilah yang membuktikan bahwa apapun yang kita lakukan pada alam adalah seperti halnya boomerang, akan kembali pada diri kita masing-masing. Jikapun bukan saat ini, suatu saat pasti akan terjadi, karena ini adalah bom waktu yang kita ciptakan sendiri.

Membatasi pengunaan plastik

Lalu apa yang bisa kita perbuat? Pada zaman sekarang jika dihubungkan dengan personal setiap orang, tidak akan ada yang mampu melepaskan dirinya dari penggunaan plastik 100%. Karena berbagai hal kecil sekalipun sudah menjadikan plastik sebagai bahan yang tidak terpisahkan, bungkusan makanan ringan misalnya.

Tetapi terdapat banyak upaya juga yang bisa dilakukan oleh setiap individu dalam mengurangi sampah plastik yang ada. Misalnya penggunaan tas belanja atau wadah-wadah pemakaian ulang lainnya sebagai pengganti kresek plastik. Mengganti sedotan sekali pakai dengan yang dapat dipakai ulang atau kembali ke zaman tradisional yaitu langsung sruput aja. Serta membiasakan diri menggunakan wadah minum yang bisa dipakai berulang.

Masih ada banyak solusi-solusi sederhana yang sebenarnya bisa diterapkan setiap individu untuk mengurangi kuantitas sampah plastik yang ada disekitar. Sekecil apapun perubahan positif yang kita lakukan tetap akan memiliki dampak yang baik.

Mengatur regulasi untuk mengurangi penggunaan plastik sampai 70%

Solusi yang kompleks tentu berada pada regulasi, karena pengurangan dalam produksi menjadi kunci untuk mengurangi penggunaan plastik, dan melepaskan ketergantungan terhadap bahan plastik. Regulasi menjadi bagian penting untuk penyadaran pada indutri untuk mengurangi kuantitas plastik yang dihasilkan ataupun mencari opsi bahan lain yang lebih ramah lingkungan.

Indoneisa sendiri berambisi untuk mengurangi 70% sampah plastik pada tahun 2025, tentunya ambisi ini harus dijalankan dengan berbagai aksi yang revelan mulai dari sekarang. Karena hal ini untuk merawat kehidupan secara keseluruhan.

Jangan sampai kemudahan yang kita anggap sekarang akan membawa kesulitan besar untuk kita sendiri atau bahkan mungkin masa depan dari tempat yang kita tinggali saat ini.

 

Share:

0 Komentar