Opini

Aktivis IP Satu Koma : Teriak Paling Kenceng, Korup Juga Kenceng

Banyak anak teknik yang menjadi aktivis kampus. Bagus memang. Memperjuangkan keadilan rakyat. Tapi kalau IPK satu koma sih, itu namanya teriak paling kenceng, tapi korup juga paling kenceng

Betapa banyaknya anak teknik yang menjadi aktivis di kampusnya? Banyak banget pastinya. Bagus memang tujuan mereka, mulia banget, dan saya juga mengapresiasi mereka yang berani turun ke jalan.

Tapi pernah gak kamu menemukan temanmu yang aktivis di kampus, tetapi IPK mereka satu koma dan tidak memiliki tanggung jawab? Pernah?! 

Kalau pernah berarti kita sama. Kita sama-sama sedang bertemu dengan penghancur bangsa di masa depan. Lah kok begitu? Yap, memang kita sedang bertemu dengan penghancur bangsa di masa depan. Kita sedang bertemu dengan manusia yang tidak paham apa namanya skala prioritas. Orang-orang seperti ini akan vokal dan terkenal di mata masyarakat, dan mereka akan bisa dengan mudah naik ke kursi-kursi strategis jikalau mereka telah hidup di masyarakat.

membuat prioritas
Photo by Brett Jordan from Pexels

Tetapi, bisa anda bayangkan kalau orang yang tidak paham skala prioritas dan berjalan dalam aktivismenya dengan berlandaskan emosi, memimpin negara ini, apa yang akan terjadi? Yap, tidak akan ada perubahan dan yang ada hanya kehancuran saja. Dan hal ini sudah terjadi berpuluh-puluh kali di negara ini. Kala seorang pemimpin dan wakil rakyat yang dipilih bukan berdasarkan prestasi dan argumentasi mereka, namun dipilih berdasarkan popularitasnya dan vokalnya ia di ruang publik.

Memang, kita tidak bisa menentukan orang itu pintar atau tidak dari IPKnya. Ada saja orang yang hebat dalam bidang kimia misalnya, dan hanya karena dia tidak suka teori maka IPKnya hancur. Namun, IPK itu menentukan yang namanya tanggung jawab seseorang akan sesuatu. Kemampuan mereka dalam membagi waktu, dan juga kemampuan mereka untuk mengerjakan segenap tugas yang diberikan bisa terlihat dalam IPK yang dicapai.

Maka, saya sebagai penulis, memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada aktivis yang memiliki IPK cukup baik. Namun, kepada para aktivis kampus yang memiliki IPK satu koma, bertindak angkuh dan sombong karena merasa dirinya aktivis, serta memandang bahwa apapun yang ada di msayarakat sebagai sesuatu yang salah. Saya hanya bisa berkata, Bertobatlah!

membangun masa depan
Photo by LinkedIn Sales Navigator from Pexels

Alangkah baiknya untuk kita membangun diri kita dan di masa depan membangun negeri ini dengan kinerja kita. Daripada kita harus berdemo di tengah jalan dan menghujat pemerintah kita, tetapi kita tidak memiliki prestasi dan pencapaian apa-apa dalam hidup kita. Serta alangkah baik jika kita mendapatkan IPK yang baik sebagai bentuk pertanggungjawaban kita kepada orang tua kita. 

Jangan sampai kita menjadi seorang Mahasiswa yang menjadi agen penghancur bangsa di masa depan, melainkan jadilah mahasiswa yang membangun bangsa. Mulailah dengan menjadi mahasiswa yang bertanggung jawab terhadap nilai dan juga tugas-tugas Anda.

Share:

0 Komentar