Industri

Pelatihan Dasar-dasar Teknologi Building Information Modelling (BIM) Pada Kontraktor Menengah

Pelatihan terhadap karyawan PT Pesona Karya Sejahtera untuk meningkatkan keahlian dan ketrampilan dasar-dasar pemodelan bangunan dengan teknologi BIM

Widi Hartono28 Mei 2023

Permasalahan kontraktor menengah ke bawah

Tingkat ketersediaan sumber daya manusia menjadi salah satu faktor kritis dalam memenangkan persaingan bisnis. Jenis bisnis apapun membutuhkan sumber daya yang handal dan mumpuni. Karyawan dalam perusahaan merupakan modal, dimana pengembangan sumber daya manusia aset dalam membesarkan usaha.

Teknologi Informasi (TI) merujuk pada penggunaan dan penerapan berbagai alat, sistem, perangkat lunak, dan infrastruktur komputer untuk mengumpulkan, menyimpan, memproses, mengamankan, dan mentransmisikan informasi secara efektif dan efisien. Teknologi Informasi telah mengubah cara bekerja berkomunikasi, dan mengakses informasi.

Dalam bisnis dan industri, TI menjadi komponen kritis untuk peningkatan produktivitas, efisiensi operasional, inovasi, dan keunggulan kompetitif.

Kontraktor menengah adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi dengan skala menengah. Teknologi informasi dan digitalisasi konstruksi merupakan tuntutan yang harus disikapi agar memiliki daya saing. Kontraktor konstruksi dihadapkan pada masalah sumber daya yang dimiliki. 

Terdapat beberapa faktor yang mungkin menyebabkan karyawan kontraktor konstruksi kelas menengah kurang memahami teknologi informasi dan digitalisasi konstruksi yang diterapkan di bidang  konstruksi. Berikut beberapa penyebab yang mungkin:

  • Kurangnya kesadaran: Kurang menyadari manfaat teknologi informasi dan digitalisasi dalam industri konstruksi. Jika tidak terlibat dalam proyek-proyek yang menerapkan teknologi informasi dan digitalisasi, besar kemungkinan tidak ada urgensi untuk belajar. 
  • Kurangnya pelatihan dan pendidikan: Karyawan kontraktor mungkin tidak mendapatkan pelatihan tentang digitalisasi konstruksi. Tanpa pemahaman dan keterampilan yang diperlukan, mereka mungkin kesulitan mengadopsi teknologi baru.
  • Ketakutan terhadap perubahan: Beberapa karyawan mungkin memiliki rasa ketidakpercayaan atau ketakutan terhadap perubahan. Mereka khawatir bahwa teknologi akan menggantikan pekerjaan mereka.
  • Keterbatasan sumber daya: Karyawan kontraktor konstruksi kelas menengah memiliki keterbatasan sumber daya. Tanpa dukungan yang memadai, sulit untuk mengadopsi dan memahami teknologi informasi dan digitalisasi konstruksi.
  • Tidak adanya inisiatif perusahaan: Jika perusahaan kontraktor konstruksi tidak mendorong adopsi teknologi informasi dan teknologi informasi dan digitalisasi, karyawan tidak memiliki motivasi untuk belajar.

Pekerjaan proyek konstruksi harus diusahakan secara kontinyu agar perusaan dapat bertahan dan berkembeng. Untuk mendapatkan proyek dibutuhkan berbagai syarat sebagai dasar penilaian kredibilitas perusahaan. Salah satu syarat adalah berkaitan dengan sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Untuk itu pentingnya peningkatan kemampuan dan keterampilan agar dapat bersaing dengan perusahaan lainnya.

Tantangan dunia konstruksi menuntut perusahaan untuk mengikuti perkembangan teknologi dan budaya kerja. Teknologi BIM menjadi tren pengelolaan proyek konstruksi.

Banyak manfaat dapat diperoleh dari penggunaan teknologi BIM mulai dari tahapan perencanaan sampai pelaksanaan proyek konstruksi. Proyek dilaksanakan dengan melalui proses ide proyek, studi kelayakan, desain, konstruksi dan operasi dan pemeliharaan.

Pelatihan teknologi BIM

PT. Pesona Karya Sejahtera adalah perusahaan kontraktor yang berpengalaman mengerjakan berbagai jenis bangunana sipil kususnya konstruksi gedung hunian. Perusahaan ini memiliki kantor pusat di Kabupaten Pati, dan memiliki kantor cabang di kota Surakarta. Kegiatan proyek dikerjakan di dua lokasi tersebut dan dikendalikan di kantor pusatnya.

Pelatihan dilaksanakan selama 3 hari berlokasi di Hotel Solia Zigna Surakarta bersamaan dengan program tahunan perusahaan. Kegiatan pelatihan disusun sedemikian hingga terbentuk keselarasan antara kegiatan evaluasi perusahan dan pelatihan. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan atau perubahan pemahaman peserta pelatihan maka dilakukan kegiatan evaluasi terhadap peserta pelatihan.

 
 

Evaluasi pre-test dan post-test adalah metode untuk mengukur perubahan yang terjadi sebelum pelatihan dan setelah pelatihan. Pre-test dilakukan sebelum pelatihan, sedangkan post-test dilakukan setelah latihan selesai. Tujuan evaluasi pre-test dan post-test untuk membandingkan hasil sebelum dan setelah pelatihan.

Kegiatan pelatihan BIM diikuti oleh karyawan PT. Pesona Karya Sejahtera yang berjumlah 35 orang. Peserta didominasi oleh karyawan muda. Komposisi karyawan muda merupakan kekuatan perusahaan agar lebih berdaya saing. Di lain sisi karyawan yang sudah berumur merupakan karyawan loyal yang berpengalam dalam berbagai jenis proyek konstruksi.

Pendidikan karyawan yang mengikuti pelatihan yang memiliki gelar S1 berjumlah 12 orang dengan latar pendidikan teknik dan non teknik. Sedangkan karyawan terampil mendominasi jumlah karyawan secara keseluruhan. Karyawan ini memiliki pendidikan SMK dan D3. 

Hasil pre-test menunjukkan minimnya pengetahuan terhadap teknologi BIM. Karyawan masih belum memahami bahwa BIM bukan software tetapi  metode untuk mengelola proyek konstruksi. 

Hasil post-test menunjukkan bahwa karyawan memiliki tambahan pengetahuan terhadap teknologi BIM. Teknologi BIM menjadi kebutuhan dalam mengelola proyek konstruksi, sehingga kontraktor dapat bersaing untuk mendapatkan pekerjaan.

Perkembangan teknologi tidak bisa dibendung dan semua penyedia jasa konstruksi harus siap menghadapi era baru dalam pengelolaan proyek konstruksi melalui teknologi BIM.

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait