Pengetahuan

Penerapan Hukum Termodinamika pada AC (Air Conditioner)

ternyata seperti ini sistem kerja pada air conditioner (AC)

yunardhika17 Juni 2021

AC atau Air Conditioner merupakan salah satu contoh penerapan Hukum Termodinamika khususnya Hukum Termodinamika I dan Hukum Termodinamika II. Hukum Termodinamika sendiri dibagi menjadi 4 yaitu Hukum Termodinamika 0, I, II dan III. Akan tetapi pada kali ini kita akan membahas Hukum Termodinamika I dan II saja.

Bunyi Hukum termodinamika 1

Energi dalam suatu sistem besarnya tetap kecuali jika diubah dengan melakukan kerja atau pemanasan.  Hukum pertama juga disebut sebagai hukum kekekalan energy, dimana

“Energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dihilangkan/dihilangkan. Tetapi dapat ditransfer dengan berbagai cara".

Bunyi Hukum termodinamika 2

Hukum termodinamika kedua memberi batasan- batasan tentang arah yang dijalani suatu proses yang sekaligus kriteria anggota apakah proses itu reversibel (bolak-balik) atau ireversibel  hukum termodinamika 2 menyatakan

“Kalor mengalir secara alami dari benda yang panas ke benda yang dingin, kalor tidak akan mengalir secara spontan dari benda dingin ke benda panas”.

hukum termodinamika

Penerapan termodinamika pada AC

(Ac) air conditioner (ac) alias pengkondision udara merupakan seperangkat alat yang mampu mengkondisikan ruangan sesuai yang kita inginkan, mengkondisikan suhu ruangan menjadi lebih rendah dibanding suhu lingkungan sekitarnya

Sistem kerja ac terdiri dari bagian yang berfungsi untuk menaikkan dan menurunkan tekanan supaya penguapan dan penyerapan panas dapat berlangsung

Kompresor

Kompresor berfungsi sebagai pompa untuk mensirkulasikan refrigerant (freon) dengan  cara menghisap refrigerant dari evaporator dan didorong untuk menuju kondensor. Refrigerant keluaran kompresor akan bertekanan dan bertemperatur tinggi, juga berbentuk gas. Kompresor sendiri pada sistem AC terdapat beberapa tipe yaitu tipe reciprocating dan tipe rotary.

Kondesor

Kondensor berfungsi untuk mendinginkan gas refrigerant (freon) yang bertekanan dan bertemperatur tinggi setelah melewati kompresor. Pada tahap ini, refrigerant akan mengalami proses kondensasi yang menyebabkan terjadinya perubahan bentuk refrigerant, dari gas menjadi cair. Semakin besar panas yang dikeluarkan oleh kondensor maka semakin baik pula efek pendinginan pada evaporator.

Katup ekspansi

Katup ekspansi berfungsi untuk mengkabutkan refrigerant (freon). Cairan refrigerant dari receiver dryer akan menuju ke katup ekspansi dan pada katup ekspansi didalamnya terdapat lubang-lubang kecil (lubang orrifice), sehingga ketika refrigerant melewati lubang orrifice ini, refrigerant akan berubah bentuk dari cair menjadi kabut (partikel-partikel kecil).

Evaporator

Fungsi Evaporator berkebalikan dari komponen kondensor, yaitu untuk menyerap panas. refrigerant yang melewati evaporator ini akan menyerap panas dari udara yang dihembuskan oleh blower. Sehingga udara yang dihembuskan oleh blower setelah melewati evaporator akan bersuhu dingin. Karena refrigerant tadi menyerap panas dari udara maka bentuk refrigerant setelah keluar dari evaporator akan berubah dari yang berbentuk patikel-partikel kecil menjadi gas.

Kesimpulan

Jadi pada intinya prinsip pendinginan udara pada ac melibatkan siklus refrigerasi, yakni udara didinginkan oleh refrigerant/pendingin (biasanya freon), lalu freon ditekan menggunakan kompresor sampai tekanan dan suhu udaranya naik.  proses tersebut diatas berjalan berulang-ulang sehingga menjadi suatu siklus yang berfungsi mengambil kalor dari udara dan membebaskan kalor ini ke tempat lain semisal di luar ruangan.

siklus kompresi udara

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait