Teknologi

7 Contoh Penggunaan AI di Negara Indonesia

Berikut ini adalah 7 contoh penggunaan AI di negara Indonesia. Paling banyak digunakan pada bidang pelayanan birokrasi. Digunakan untuk tingkatkan nilai good governance.

Andri Marza Akhda28 Juni 2023

AI adalah kependekan dari Artificial Intelligence. Teknologi ini dikembangkan pertama kali oleh John McCarthy pada tahun 1950-an. Proyek awal pengembangan teknologi ini ditujukan untuk membantu memaksimalkan fungsi kognitif manusia. Ya, AI mampu menjadikan manusia lebih optimal pada pekerjaan dengan pola yang tetap. Tapi sekarang, AI sudah bisa melakukan lebih daripada itu.

Lagi pula, AI bukanlah teknologi yang baru sama sekali. Baru-baru ini saja teknologi ini mendominasi topik pembicaraan expert di berbagai forum IT. Aplikasi berbasis Chat GPT dari OpenAI memang menjadi alasan terbesar mengapa AI booming. Lebih jauh lagi, AI sebagai konsep teknologi untuk membantu fungsi kognitif manusia sudah ditemukan pada sistem pelayanan pemerintah Indonesia.

Pelaksanaan e-government pemerintah Indonesia sudah banyak menerapkan konsep AI. Hanya saja, masih banyak layanan pemerintahan tersebut terbengkalai dan menghabiskan banyak anggaran.

Hal inilah yang mungkin mendasari keputusan untuk mengintegrasikan semua layanan publik dalam satu sistem bernama SPBE. SPBE sendiri adalah Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik dengan konsep Digital Public Infrastructure (DPI).

Baca Juga: 7 Tools AI yang Wajib Banget Diketahui untuk Permudah Hidup

Terlepas dari permasalahan yang terjadi, Indonesia memang sudah banyak menerapkan AI ke dalam sistem e-government. 7 di antara layanan pemerintah berbasis AI itu adalah;

1. ChatBot Pelayanan Publik.

pertama adalah ChatBot. Ya, teknologi ini pastinya sering Sobat Teknik jumpai pada setiap bidang pelayanan pemerintah.

Sebut saja CHIKA, ChatBot AI dari pemerintah untuk membantu pelayanan JKN-KIS. WhatsApp Chabot Covid19.go.id digunakan untuk membantu masyarakat mendapatkan informasi terkait wabah corona selama pandemi. Chatbot Siberkreasi membantu masyarakat lebih mudah mengakses informasi tentang pentingnya memperkuat literasi digital. ChatBot ASO (Analog Switch Off) memudahkan masyarakat mendapatkan informasi seputar Set Top Box pada program tv digital Indonesia. Ada juga ChatBot LISA untuk memudahkan masyarakat mendapatkan layanan informasi dari Bank Indonesia.

Teknologi ChatBot berbasis AI di Indonesia sangatlah banyak. Beberapa di antaranya masih belum diketahui oleh masyarakat kita. Alasan mengapa begitu banyak teknologi ini ditemukan adalah karena proses developmentnya sederhana. O iya, stop membandingkannya dulu dengan Chat GPT.

2. E-KTP.

Selanjutnya adalah E-KTP. Pemerintah bersama dengan 7 perusahaan berbasis AI yakni Nodelux, PT Bank Artos, PT BNI, PT BNI PJAP, PT Bank Yudha, PT MItra Pajakku, PT Nebula Surya Corpora sudah menjalankan program ini pada tahun 2019. Adapun prioritas utama proyek ini adalah untuk meningkatkan keamanan dan perlindungan data masyarakat.

Dan tahukah Sobat Teknik? Pemerintah di tahun ini sudah melakukan pemberhentian bertahap blangko e-KTP untuk digantikan dengan KTP Digital. Perbedaan paling mencoloknya berada pada bentuk kartu. Di mana KTP Digital memiliki gambar KTP dan QR Code. Apakah ini efektif?. Entahlah, saat program E-KTP masih diharuskan untuk fotokopi KTP karena penyebaran Card Reader di Indonesia belum merata. 

3. Pengawasan dan Keamanan.

Di nomor 3 adalah pelayanan pemerintah AI untuk tingkatkan pengawasan dan keamanan. Contoh terbesarnya kita dapat lihat pada Sistem Tilang Elektronik. Sistem Tilang Elektronik bekerja memanfaatkan alat baca barcode/kode pengaman pada SIM/STNK dengan kamera CCTV. Kamera ini terhubung secara online dengan back office untuk deteksi wajah dari pemilik kendaraan. Data tersebut akan masuk ke dalam catatan perilaku berlaku lintas (TAR).

Meskipun sistem ini berbasis AI, nyata ia tetap punya kelemahan pada peristiwa-peristiwa tertentu. Ya, you know what i mean bro.

4. Smart Farming.

Meskipun didominasi  IoT, Smart Farming memiliki sistem AI tersendiri. Smart Farming membantu petani untuk mengambil keputusan terkait proses pemantauan dan prediksi kondisi tanaman. Petani dapat menggunakan sumber daya jadi lebih optimal.  

Adapun garis besar cara kerja dari Smart Farming terdiri dari 4 proses yaitu monitoring, pengolahan data, pengambilan keputusan dan juga kontrol otomatis. Hampir sama dengan program E-KTP, Smart Farming masih memiliki terkendala ketersediaan di daerah pedesaan. Internet yang belum merata juga menjadi sebab teknologi ini belum maksimal.

5. Pelacakan Covid.

Indonesia di tahun 2020 sudah mengintegrasikan AI ini ke dalam sistem pelacakan Covid.

Salah satu sistem yang digunakan oleh pemerintah Indonesia ini adalah berupa scanner hasil pemeriksaan paru-paru serta foto polos dada dari hasil rontgen pasien. Teknologi ini pemerintah kembangkan bersama dengan perusahaan Neurabot. Adapun pihak Neurabot menamai temuan mereka ini dengan istilah My Lab.

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih saat itu mengatakan, aplikasi buatan Neurabot ini telah banyak membantu Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19.

Aplikasi lain yang juga sudah menerapkan teknologi terdapat pada aplikasi Satu Sehat. Yang dahulu bernama Peduli Lindungi. 
 

6. Genomics.

Selanjutnya adalah di bidang Genomics.

Genomics adalah bidang yang mempelajari bagaimana suatu organisme bekerja dan interaksi antar gen pada lingkungan sekitarnya. Untuk Sobat Teknik yang kuliah di biologi, pastinya lebih mengenal bidang ini sebagai dari interdisipliner. Ilmu ini memiliki peran penting dalam bidang kedokteran, pertanian dan juga bioteknologi. Adapun pemerintah Indonesia sudah melakukan inovasi di bidang ini dengan libatkan AI.

Melalui program Webinar di tahun 2022 berjudul Artificial Intelligence for Genomic Development Indonesia oleh KORIKA (Kolaborasi Industri dan Inovasi Kecerdasan Artificial), Indonesia resmi lakukan gabungkan AI dengan ilmu genomics. Dengan AI, proses optimalisasi pengurutan gen, pengujian materi genetika, layaknya PCR menjadi lebih mudah.

7. Manajemen Penanganan Bencana.

Yang terakhir adalah manajemen penanganan bencana.

PRKG-BRIN Dr. Andi Eka Sakya mengatakan bahwa teknologi AI untuk bidang manajemen penanganan bencana sudah diimplementasikan sejak 3 tahun terakhir dari tahun 2022. AI digunakan untuk memudahkan tim mengoleksi data yang dibutuhkan guna dapat mengurangi risiko kerugian akibat bencana. Andi mengatakan bahwa AI berhubungan erat dengan proses penangkapan sinyal bahaya bencana lalu menginformasikannya kepada masyarakat sebagai bagian dari sistem peringatan dini.

Inilah 7 Contoh Penggunaan AI di Negara Indonesia. Apabila Sobat Teknik ingin dapatkan lebih banyak bacaan seru, kunjungi terus Blog Anakteknik.co.id

Hadiah untuk Penulis Anak Teknik
Anakteknik.co.id

Jadilah penulis di Anakteknik dan dapatkan hadiah spesialnya!.

 

Share:

0 Komentar

Artikel Terkait