Pengetahuan

Apa itu Sistem Kerja : Definisi, Cara Kerja, dan Struktur

Sistem kerja listrik terdiri dari pembangkit, transisi, hingga distribusi. Tujuannya untuk menyalurkan listrik menuju masyarakat

Pembangkit tenaga listrik dikatakan menghasilkan listrik apabila memiliki sistem kerja. Sistem kerja listrik terdiri dari pembangkit, transisi, distribusi, dan pemanfaatan. 

Mulanya, daya dibangkitkan oleh stasiun pembangkit dari sumber energi. Selanjurtnya disalurkan melalui transmisi. Saluran transmisi memyalurkan daya ke saluran distribusi.

Selurus proses distribusi daya dari stasiun pembangkit ke saluran distribusi disebut sebagai sistem kerja.

Struktur sistem kerja 

Struktur sistem kerja listrik terdiri dari transmisi dan generator. Setiap struktur terbagi dalam beberapa hal sebagai berikut.

Sistem kerja listrik mampu beroperasi apabila terdapat struktur yaitu transmisi dan generator. 

Struktur sistem kerja generator

Generator menghasilkan listrik dari berbagai sumber daya. Energi listrik yang dihasilkan berasal dari PLTA, PLTB,PLTS, PLTN, terutama sumber batu bara

Generator dan trafo adalah komponen utama dari stasiun pembangkitan. Trafo mentransfer daya dengan efisiensi sangat tinggi. Proses tranfer daya dari kesuder sama dengan primer kecuali untuk rugi-rugi trafo.

Trafo step up akan mengurangi rugi-rugi saluran yang membuat transmisi daya jarak jauh. 

Tegangan pembangkitan diatur berdasarkan desain alternator atau generator.

Alternator : Generator bolak-balik yang menghasilkan tegangan arus bolak-balik. Hampir 95% pembangkit listrik menghasilkan tegangan AC.

Generator : Mesin yang menghasilkan tegangan arus searah.

Altenator maupun generator, rotonya diputar oleh promover. Primover adalah bagian mekanis yang berupa turbin hidrolik, uap, maupun turbin pembakaran internal.

Promover mengubah bentuk energi menjadi putaran poros yang dapat menggerakan alternator.

Struktur sistem kerja transmisi

Gardu transmisi menyalurkan lisrik dari pembangkkt ke gardu distribusi. Ini hanya memasok sebagian besar daya ke komsumen yang sangat besar.

Saluran transmisi memiliki fungsi yaitu,

  1. Mengangkut energi dari pembangkit ke stasiun penerima massal atau konsumen
  2. Menghubungkan dua atau lebih stasiun pembangkit. Gardu tetangga saling terhubung melalui saluran transmisi

Tegangan transmisi beroperasi pada tegangan lebih dari 66 kv. Standarisasi tegangan transmisi adalah sebagai berikut

  • 69kv
  • 115kv
  • 138kv
  • 161kv
  • 230kv
  • 345kv
  • 500kv
  • 765kv

Untuk saluran tramspisi diatas 230kv disebut sebagai tegangan ekstra tinggi. 

Saluran tegangan tinggi diakhiri di gardu induk atau gardu tegangan tinggi, gardu penerima atau primer. Gardu tegangan tinggi, tegangan diturunkan menuju beban. 

Gardu induk transmisi

Gardu induk transmisi adalah bagian dari sistem transmsi yang menghubungkan gardu tegangan tinggi melalui trafo step down ke gardu distribusi. Istilah lain dari gardu induk transmisi adalah sistem subtransmisi.

Tingkat tegangan gardu induk transmisi antara 90 sampai 139 kV. Sistem ini langsung melayani beberapa industri besar. Kapasitor dan reaktor di gardu induk untuk mempertahankan tegangan saluran transmisi.

Pengoperasian gardu induk transmisi menyerupai sistem distribusi.

Perbedaan antara sistem sub transmisi dengan sistem distribusi adalah, 

  • Sistem subtransmisi memiliki level tegangan lebih tinggi daripada sistem distribusi
  • Hanya memasok muatan yang lebih besar
  • Memasok beberapa gardu induk saja

Gardu distribusi

Gardu distribusi merupakan komponen dari sistem tenaga listrik yang menghubungkan semua konsumen di suatu area ke sumber daya massal. Pembangkit listrik massal terhubung ke gardu induk lewat saluran transmisi.

Gardu induk mendistrinusikan daya ke pengguna listrik rumah tangga, komersil, dan usaha skala kecil. Konsumen butuh blok daya yang besar yang disuplai sub-transmisi maupun sistem transmisi.

Gardu distribusi terdiri dari distribusi primer dan sekunder.

Tegangan transmisi primer turun menjadi 11 atau 6,6 kV memakai travo step down. Penggunaannya memakai sistem tiga fase tiga kawat.

Selanjutnya, tegangan distribusi primer diturunkan menjadi 440 Volt tiga fasa atau 230 volt satu fasa memakai travo step down. Hal ini memakai sistem tiga fasa empat kawat. Beban satu fasa dihubungkan antara satu fasa ke kawat netral.

Share:

0 Komentar