Sistem ballast pada kapal bertujuan untuk menyesuaikan tingkat kemiringan dan draft kapal sebagai akibat dari perubahan muatan kapal sehingga kapalnya bisa tetep stabil. Konsep ballast bukanlah hal baru. Dahulu kapal-kapal laut menggunakan pemberat padat seperti karung pasir, batu-batuan, balok-balok besi, dan lain-lain yang dimuat/dibongkar setelah operasi pemuatan atau pembongkaran muatan selesai. Metode ini membantu menjaga stabilitas kapal dan kelaikan lautnya sampai ke batas tertentu.

Pipa dalam sistem ballast dapat dipasang di topside tank, tangki ceruk depan dan tangki ceruk belakang (after and fore peak tank) untuk melayani kondisi trim kapal, double bottom tank dan deep tank untuk memperoleh draft yang layak, serta tangki samping (side tank). Tangki ballast dapat diisi dengan air laut. Saat kapal menurunkan kargo, tangki ballast dapat diisi dengan air dan saat menaikkan kargo, air di tangki dapat dipompa keluar. Jumlah berat ballast yang dibutuhkan untuk kapal rata-rata 10% sampai 20% dari displacement kapal.

Tangki ballast ini dilengkapi software loadicator untuk memonitor volume serta sensor level air untuk mengontrol katup dan pompa ballast demi operasi ballasing/de-ballasting yang aman (di ballast kapal oil tanker juga menggunakan sensor gas). Tangki ballast juga diproteksi dengan coating (ketebalan 300 mikron), anode, serta pengontrolan atmosfir tangki.
Terdapat 3 kondisi ballast, yaitu :
- Light Ballast - Ketika kapal bermuatan berat, dan tidak memerlukan pemberat tambahan, tangki ballast dibiarkan kosong
- Heavy Ballast - Selama keadaan berlayar, jika kapal tidak terisi penuh, tangki ballast diisi hingga kapasitasnya
- Port Ballast - tangki ballast pelabuhan khusus yang disediakan pelabuhan untuk memperbaiki trim dan list kapal selama operasi pemuatan atau pembongkaran
Sistem ballast pada kapal memiliki berbagai fungsi yaitu:
- Membantu mengurangi tekanan kapal pada lambung kapal dan menyediakan stabilitas melintang kapal
- Membantu propulsi dalam mempertahankan efisiensinya (Karena baling-baling dapat terendam secara penuh)
- Membantu dalam membenamkan rudder, mendukung kemampuan manuver kapal dan juga mengurangi permukaan lambung yang terekspos
- Membantu dalam mengkompensasi penurunan berat badan akibat penggunaan bahan bakar pada kapal
Komponen sistem ballast terdiri dari :
- Tangki ballast
- Pipa ballast
- Katup dan fitting, yang biasa digunakan adalah : Elbow 90, filter, SDNRV, gate valve, sambungan T, butterfly v/v.)
- Outboard: untuk mengeluarkan air yang sudah tidak terpakai, harus diatas garis air dan diberi satu katup jenis SDNRV
- Seachest: terdapat pipa saluran masuknya air laut serta blow pipe (menyemprot kotoran-kotoran di seachest) dan vent pipe (saluran ventilasi di seachest), diletakkan di lambung di daerah kamar mesin
- Pompa (pompa bilga-ballast dan general service, mendukung sistem lain juga seperti sistem pemadam kebakaran)
Sistem ballast pada kapal memungkinkan terjadinya pertukaran air dari satu daerah ke daerah lain. Air ini dapat mengandung ribuan spesies hewan maupun tanaman laut yang menyebabkan berbagai masalah, yaitu :
- Memudahkan penyebaran (penyakit menular dan mematikan serta racun yang secara potensial bisa bikin masalah kesehatan bagi manusia dan biota laut)
- Menyebabkan makanan laut terkontaminasi dan tidak sehat buat dimakan manusia
- Mengancam ekonomi kelautan yang bergantung pada ekosistem laut yang sehat.
Jadi, tidak mengherankan kalau penyebaran penyakit kolera dapat terjadi melalui polusi laut dari pengoperasian kapal. Pada bulan Juli 1992, Vibrio cholerae ditemukan di AS dan Food and Drug Administration (FDA) menetapkan bahwa bakteri ini berasal dari air ballast kapal yang pelabuhan terakhirnya berada di Amerika Selatan (tempat epidemi kolera menyebar di tahun 1991).
0 Komentar
Artikel Terkait







