Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) adalah kapal pendukung dalam pelaksanaan operasi militer. Kapal tersebut nature-nya merupakan kapal pendukung Operasi Militer Perang (OMP), namun pada masa damai kapal tersebut juga dapat difungsikan dalam Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Berdasarkan UU TNI No. 34 tahun 2004, dalam misi OMSP, Kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue). Tapi gak terbatas pada cakupan itu aja kok! Kapal BRS juga memiliki kapabilitas pelaksanaan misi diplomasi internasional.
TNI AL sudah memiliki sebanyak 3 Kapal Bantu Rumah Sakit, yaitu :

KRI dr. Soeharso (990)
- Awalnya merupakan landing platform dock bernama KRI Tanjung Dalpele (972).
- Memiliki bobot 11,394 ton kosong dan 16,000 ton berisi penuh, dengan panjang 122 meter, lebar 22 m, dan draft 6.7 m.
- Menyediakan 1 ruang UGD, 3 ruang bedah, 6 ruang poliklinik, 14 ruang penunjang klinik, dan 2 ruang perawatan dengan kapasitas masing-masing 20 tempat tidur.
- Memiliki 75 Anak Buah Kapal (ABK), 65 staf medis dan mampu menampung 40 pasien rawat inap.
- Dalam keadaan darurat, juga dapat menampung 400 pasukan dan 3 ribu penumpang.
Misi yang pernah diemban KRI dr. Soeharso yaitu :
- Operasi Bhakti Sosial Kesehatan setiap tahun (Surya Bhaskara Jaya dan Baksos TNI Terpadu) di pulau-pulau terdepan dan pulau terpencil.
- Operasi bantuan bencana tsunami Aceh 2004.
- Operasi bantuan bencana Gempa di Sumatera Barat (Sumbar) 2009.
- Operasi kemanusiaan di Timor Leste tahun 2016.
- Penjemputan kru kapal pesiar World Dream dan Diamond Princess di masa pandemi COVID-19.

KRI Semarang (594)
- Memiliki panjang 124 meter dan lebar 21.8 meter, dengan berat 7200 ton.
- Punya kecepatan maksimal 16 knot dengan kecepatan jelajah 14 knot dan mampu berlayar secara endurance selama 30 hari.
- Memiliki fungsi untuk membantu distribusi militer (logistik, peralatan dan perlengkapan militer), serta difungsikan sebagai Kapal Rumah Sakit untuk bantuan bencana alam.
- Dilengkapi dua kapal Landing Craft Utilities (LCU) yang mampu mengangkut 8 unit ranpur jenis Anoa, 28 truk, 3 unit helikopter serta diperkuat 121 anak buah kapal dan mampu mengangkut 650 prajurit.
- Mampu mengisi 75 ribu liter oksigen dalam waktu 24 jam.
Misi yang pernah diemban kapal ini yaitu :
- Membantu ketersediaan oksigen dalam penanganan Pandemi Covid-19 selama sepekan di Pulau Belitung.
- Membawa 68 kru kapal Diamond Princess dari pulau Sebaru Kecil ke pelabuhan Tanjung Priuk.
- Membawa alat tes COVID-19 dan hand sanitizer dari Singapura ke Indonesia.

KRI dr. Wahidin Sudirohusodo (991)
- Dinamai dan diluncurkan tanggal 7 Januari 2021, dan difungsikan mulai tanggal 14 Januari 2022 bersamaan dengan KRI Golok (688).
- Mempunyai panjang 124 meter, lebar 21.8 meter, dan displacement 7,290 ton.
- Mampu mengangkut total personel sebanyak 643 orang, termasuk 159 pasien.
- Kemampuan setara rumah sakit tipe C yang ditunjang dengan fasilitas poliklinik rawat jalan (umum, mata, gigi, dan lainnya), UGD, ruang operasi, ruang rawat inap, dan unit radiologi.
- Dilengkapi juga dengan peralatan CT Scan dan X-Ray, hingga ruang isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti Covid-19.
0 Komentar
Artikel Terkait







