Pengetahuan

Metode Estimasi Biaya Konstruksi yang Efektif

Metode estimasi biaya konstruksi digunakan berdasarkan tujuan dan kondisi proyek yang sedang dikerjakan.

Ishak Okta Sagita26 Agustus 2025

Perencanaan biaya konstruksi tidak selalu berjalan dengan sesuai perhitungan. Hal ini bukan karena tidak lulus matematika, melainkan berbagai aspek diluar ekspektasi yang dapat mempengaruhi pekerjaan.

Tetapi namanya perencanaan biaya harus dibuat agar kontraktor dapat bekerja. Oleh karena itu, penyusunan biaya konstruksi menggunakan pendekatan estimasi untuk mengakomodir faktor tidak terduga.

Kemudian, bagaimana cara membuat estimasi biaya konstruksi untuk keberlangsungan jalannya proyek. Berikut ini adalah metode yang dapat Anda gunakan.

Cek Juga : Project Management & Schedulling with Microsoft Project

Tipe Estimasi Biaya Konstruksi

Estimasi biaya konstruksi dapat dimulai sebelum proyek berjalan untuk memastikan besaran biaya yang diperlukan dalam pengerjaan proyek tersebut. Nominal estimasi biaya dapat mengacu pada proyek masa lalu ataupun perhitungan kasar.

Estimasi biaya bertujuan melindungi pemilik proyek dari kerugian selama pengerjaan proyek berlangsung. Kemudian, memastikan apakah modal pekerjaan sesuai dengan anggaran.

Pembuatan estimasi biaya konstruksi dilakukan oleh estimator. Hasil estimasi nantinya digunakan sebagai dasar membuat kontrak kerja dengan vendor untuk pengadaan barang ke lokasi proyek.

Dalam praktiknya, ada berbagai macam Tipe estimasi biaya konstruksi yang dapat Anda gunakan.

Estimasi Orde Besaran

Estimasi orde besaran digunakan ketika belum ada wujud desainnya. Pada kasus ini, estimasi meliputi besarnya biaya kasar untuk tujuan komunikasi. Alasan logisnya adalah belum ada gambar kerja, sehingga tidak dapat menghitung estimasi biaya secara mendalam.

Hitungan estimasi ini berdasarkan intuisi dan pengalaman kontraktor di masa lalu. Kalkulasi tersebut meliputi ruang pekerjaan, perkiraan biaya material dan tenaga kerja, administrasi, sewa barang, dan sebagainya.

Estimasi Desain Skema

Estimasi desain skema dipakai ketika sudah ada desain skematik. Tipe estimasi ini memasukan lebih banyak variabel daripada estimasi kasaran biaya. 

Pada konteks estimasi biaya desain skema telah mencakup jumlah dan ukuran ruangan beserta elemen desain. Dari sini sudah termasuk memetakan eksterior, interior, dan sistem struktur untuk menyampaikan informasi yang detail kepada kontraktor.

Estimasi Pengembangan Desain

Estimasi pengembangan desain dilakukan ketika desain awal proyek sudah mengalami pengembangan. Dalam estimasi ini telah mencakup informasi terkait material, biaya kuli bangunan, sewa alat, dan hal-hal lainya yang menunjang pekerjaan.

Tipe estimasi pengembangan desain mulai mempertimbangkan setiap elemen yang dapat mempengaruhi perubahan arah kerja atau pengeluaran selama proyek berjalan. Maka dari itu, pengembang perlu menggali besaran biaya secara mendetail.

Estimasi Dokumen Konstruksi

Estimasi dokumen konstruksi dilakukan ketika sudah keluar blueprint yang berisikan informasi terkait gambar kerja. Tipe estimasi ini melihatkan semua detail yang terdiri dari jumlah material, biaya tenaga kerja, biaya overhaul, sampai dengan penyewaan alat untuk menunjang pekerjaan. 

Secara sederhana, estimasi dokumen konstruksi mendekati kalkulasi final karena perhitungannya berdasarkan gambar kerja yang detail. Dengan ini akan memudahkan kontraktor membuat keputusan dalam keberlansungan proyek.

Estimasi Penawaran

Estimasi penawaran menjadi langkah akhir sebelum melakukan aktivitas lelang proyek. Tipe estimasi ini memperhitungkan semua informasi berdasarkan tipe estimasi biaya konstruksi sebelumnya.

Kontraktor memiliki semua dokumen untuk mengajukan tender maupun penawaran untuk memberitahukan besaran nilai proyek yang akurat kepada pemilik modal dan kontraktor.

Baca Juga : Apa Itu RAB dan Fungsinya dalam Proyek Konstruksi

Metode Estimasi Biaya Konstruksi

Metode estimasi biaya konstruksi digunakan berdasarkan tujuan dan kondisi proyek yang dikerjakan. Ada pemakaian metode estimasi yang cepat namun hasilnya kurang akurat sampai metode detail namun memakan waktu. 

Namun, hal terpenting adalah bagaimana memilih metode estimasi biaya berdasarkan situasi dan kapasitas proyek konstruksi yang sedang dikerjakan. 

Estimasi Analog

Metode estimasi analog berdasarkan pada data masa lalu atau pengalaman sebelumnya. Jenis estimasi ini dipilih untuk menghasilkan keputusan cepat dan mudah, tetapi tingkat akurasinya rendah.

Estimasi Elemental

Estimasi biaya elemental dilakukan berdasarkan gambar dan spesifikasi proyek. Biasanya, metode ini dikerjakan oleh jasa surveyor, dan mendukung perhitungan biaya secara akurat.

Metode estimasi elemental dilakukan dengan membagi perhitungan pada berbagai komponen, kemudian dibagi menjadi sub kategori kecil, sehingga mendapatkan estimasi biaya per komponen. Semua komponen digunakan untuk menghitung total RAB ataupun sesuai biaya per meter persegi.

Estimasi Parametrik

Metode estimasi parametrik terkenal karena efektif dan adaptif di berbagai situasi. Jenis estimasi biaya proyek ini memakai data statistik dan parameter proyek untuk menghasilkan perkiraan besaran anggaran.

Estimasi Modular

Metode estimasi modular melibatkan pengelompokan proyek ke dalam unit kerja dan menetapkan biaya berdasarkan kebutuhan kerja. Estimasi modular berupa ruangan, lantai, infrastruktur, MEP dan HVAC.

Jenis estimasi modular berguna untuk proyek konstruksi modular seperti rumah sakit, hotel, gedung perkantoran, atau perumahan. Metode estimasi modular mengedepankan kecepatan dan konsistensi yang mendukung kemudahan dalam penyesuaian penyusunan estimasi biaya konstruksi.

Estimasi Bottom-Up

Metode estimasi bottom-up dapat menyusun estimasi biaya konstruksi dari bawah ke atas dengan pondasi terperinci. Melalui konsolidasi pengeluaran untuk berbagai elemen, pihak-pihak yang berkepentingan dapat membuat estimasi komprehensif tanpa melewatkan detail. 

Estimasi biaya konstruksi bottom-up mendorong akuntabilitas dan transparansi anggaran. Oleh karena itu, pemangku kepentingan maupun pemangku modal dapat memahami kemana saja uang keluar.

Estimasi Top-Down

Metode estimasi top-down adalah kebalikan dari bottom-up. Dimana, besar biaya proyek ditentukan berdasarkan hasil analisis data dari proyek sebelumnya. Pertimbangannya estimasi didasari pada kesamaan proyek konstruksi yang sudah dikerjakan.

Metode ini banyak sekali digunakan pada tahap perencanaan awal. Sebagai perhitungan kasar, dan sifatnya fleksibel sehingga dapat diperbaharui di kemudian hari.

Estimasi Berbasis Sumber Daya

Metode estimasi biaya berbasis sumber daya sangat bergantung pada kebutuhan proyek. Perhitungannya berdasarkan besaran kebutuhan sumber daya secara detail dan spesifik.

Nominal besaran biaya dapat ditentukan melalui harga pasar, vendor, kontrak kerja, serta AHSP. Metode estimasi berbasis sumber daya cocok untuk proyek dengan spesifikasi tertentu, namun pengerjaannya memakan waktu lebih lama.

Baca Juga : Analisa Harga Satuan Pekerjaan Untuk Membuat RAB

Estimasi Tiga Poin

Metode estimasi tiga poin menggabungkan konsep ketidakpastian dan manajemen risiko dengan mempertimbangkan skenario pada kondisi optimis dan pesimis. Pemilik modal atau pemangku kepentingan mamu membuat estimasi biaya berdasarkan pertimbangan kondisi terbaik dan terburuk.

Metode estimasi biaya konstruksi ini memastikan perencanaan dan pelaksanaan proyek dengan meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi keadaan kahar.

Estimasi Laju Produksi

Metode estimasi laju produksi memperkirakan biaya berdasarkan produktivitas. Pengukuran berdasarkan data produktivitas dari proyek sebelumnya. Contoh paling mudah adalah mengukur jumlah semen yang dibutuhkan untuk melapisi tembok berukuran 10 x 10 meter.

Metode estimasi biaya ini dimulai dari identifikasi kebutuhan pekerjaan berdasarkan aktivitas yang dilakukan. Makin banyak dan kompleks aktivitasnya, makin besar estimasi biaya yang dikeluarkan.

Metode Delphi

Metode Delphi mengumpulkan umpan balik dari estimator untuk mencapai estimasi biaya dengan memanfaatkan penilaian pada ahli konstruksi. Melalui proses pengumpulan yang berulang, pemangku kepentingan memperoleh estimasi secara kolektif, dan diterima semua kalangan.

Estimasi Berdasarkan Pendapat Ahli

Metode estimasi biaya ini melibatkan konsultan untuk menentukan besaran biaya berdasarkan durasi dan risiko pekerjaan. Umumnya, metode ini dipakai ketika pendekatan historis masih belum bisa mengakomodir estimasi biaya konstruksi.

Sepintas metode ini menyerupai Teknik Delphi, tetapi ada perbedaan dalam penerapannya. Estimasi biaya pendapat ahli condong ke hasil cepat berbasis pengalaman, cocok untuk estimasi awal atau kondisi krusial. Sedangkan teknik Delphi memakai pendekatan sistematis untuk proyek konstruksi dengan kompleksitas tinggi.

Estimasi Berbasis Model

Estimasi biaya berbasis model memakai model 3D dan BIM untuk menghitung biaya proyek. Metode estimasi biaya konstruksi memiliki data real-time untuk menggabungkan durasi pengerjaan dan anggaran biaya dalam satu waktu.

Penggunaan estimasi biaya berbasis model digunakan pada proyek kompleks dengan akurasi tinggi. Walau demikian, keberhasilannya sangat bergantung dengan konsistensi input data. 

Analisis Vendor

Metode ini digunakan untuk mengajukan penawaran barang dan jasa kepada pemasok. Melalui estimasi ini, beberapa vendor hingga pemangku kepentingan mampu menemukan solusi terbaik dari segi kualitas dan finansial. 

Estimasi Probabilitas

Metode estimasi biaya probabilitas menetapkan rentang kemungkinan biaya untuk setiap komponen protek. Pendekatan berbasis probabilitas berguna untuk menghasilkan kurva distribusi biaya yang mengidentifikasi hasil terbaik dan terburuk.

Estimasi biaya konstruksi berbasis probabilitas cocok untuk proyek dengan tingkat ketidakpastian tinggi, cocok di kondisi pasar yang fluktuatif.

Estimasi Biaya Seumur Hidup

Metode estimasi biaya konstruksi ini menghitung total biaya seumur hidup untuk semua biaya operasional, maintenance, dan decommissioning di masa penggunaan. Estimasi biaya ini cocok untuk proyek jangka panjang maupun penggunaan dalam waktu lama. 

Analisis Cadangan

Metode analisis cadangan dipakai untuk menentukan besaran biaya cadangan yang dikeluarkan untuk kondisi tidak terduga seperti perubahan desain, keterlambatan barang, sampai kondisi tak terduga. Analisis ini dilakukan melalui identifikasi potensi risiko, lalu menghitung besar anggaran yang dialokasikan.

Baca Juga : Tips Membuat RAB Konstruksi Yang Akurat dan Efisien

Peran RAB dalam Estimasi Biaya Konstruksi

Metode estimasi biaya konstruksi memberikan kerangka berpikir yang jelas, mulai dair perhitungan kasar sampai dengan penawaran. Namun, supaya estimasi biaya dapat digunakan untuk proyek konstruksi nyata dibutuhkan Rencana Anggaran Biaya (RAB).

RAB menjadi jembatan penghubung antara metode estimasi biaya dengan angka pengeluaran sesungguhnya. Jika Anda ingin memahami cara menyusun RAB untuk menghitung biaya bangunan, tersedia Buku Pintar Menghitung Biaya Bangunan

Buku ini dilengkapi dengan penjelasan fundamental, rumus sederhana, serta contoh penerapan yang langsung bisa dihubungkan dengan format RAB. Dengan begitu, Anda dapat belajar menghitung biaya konstruksi dengan cara yang lebih praktis dan terarah.

Buku Pintar Menghitung Biaya Bangunan

Dapatkan Buku Pintar Menghitung Biaya Bangunan di Anak Teknik Indonesia.
 

Share:

0 Komentar