Risk management (manajemen risiko) begitu krusial untuk keberlangsungan pengerjaan proyek konstruksi. Selama masa pengerjaan, Anda dihadapkan dengan keterlambatan material hingga kondisi lingkungan yang tidak mendukung di setiap langkah.
Hal ini memang tidak bisa terhindarkan. Sebab, masalah ini datang diluar kemampuan Anda sebagai project manager. Tetapi, masalah dari luar dapat dikendalikan sehingga resikonya minim.
Mengendalikan risiko menjadi cara untuk menjaga alur kerja proyek konstruksi tetap sesuai deadline. Ketika ada kendala, Anda mampu mengantisipasi sebelum semuanya terjadi.
Dalam ulasan ini, Anak Teknik Indonesia membahas bagaimana penggunaan risk management di industri konstruksi.
Apa itu risk management
Risk management adalah aktivitas perusahaan menentukan dan menghitung risiko kerja dari kejadian tak terduga. Apabila tidak mengendalikan risiko membuat perusahaan mengalami kerugian di kemudian hari.
Dalam konteks konstruksi, risk management adalah proses identifikasi untuk melakukan mitigasi risiko yang dapat mempengaruhi jalannya proyek. Langkah konkritnya adalah melakukan audit jadwal pekerjaan, lokasi, anggaran, sumber daya, alat kerja, dan kondisi kerja.
Hasil dari audit dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan mitigasi risiko. Tanpa acuan yang tetap, manajemen risiko sulit direalisasikan.
Baca Juga : Cara Menghitung Volume Pekerjaan dalam RAB
Jenis risk management
Proyek konstruksi umumnya memiliki lima jenis risk management yang dihadapi oleh project manager.
Risiko keuangan
Keuangan adalah masalah yang paling sering dibicarakan ketika mengerjakan proyek konstruksi. Masalah seperti pembengkakan biaya, harga material naik, kesalahan negosiasi, hingga estimasi biaya yang tidak tepat sasaran bisa mempengaruhi pekerjaan.
Mengendalikan keuangan dilakukan untuk menjaga keberlangsungan proyek. Langkah yang dapat diambil adalah memantau pengeluaran secara real time, melakukan negosiasi pengadaan barang, hingga memperbaiki SOP pekerjaan agar efektif.
Risiko pengadaan
Risiko kedua pada proyek konstruksi adalah keterlambatan pengiriman material. Dalam ilmu project management, terdapat prinsip jika material belum datang maka tidak bisa melakukan pengerjaan.
Ketika tidak aktivitas pengerjaan, maka selesainya semakin molor. Secara tidak langsung berdampak pada keuangan perusahaan.
Pengiriman material terlambat terjadi karena kondisi cuaca, pembayaran belum selesai, maupun ada permainan tak terlihat. Mencari jadwal realistis terkait pengiriman barang membantu mengurangi risiko keterlambatan.
Risiko keselamatan
Risiko ketiga adalah masalah keselamatan kerja. Pekerjaan konstruksi memiliki tingkat resiko kecelakaan kerja karena berurusan dengan alat berat, material, instalasi kelistrikan, dan senyawa berbahaya bagi kesehatan.
Oleh sebab itu, HSE manager selalu menegakkan disiplin alat proteksi untuk keselamatan. Apabila terjadi kasus kecelakaan kerja, maka proyek bisa berhenti beroperasi dan menimbulkan kerugian.
Pelatihan penggunaan alat kerja, kelengkapan APD, hingga membuat prosedur berbasis keamanan adalah cara mengurangi risiko kecelakaan kerja ketika mengerjakan proyek konstruksi.
Risiko proyek
Risiko keempat apakah ketika mengalami kesulitan pengerjaan di lapangan. Semakin tinggi kompleksitas pekerjaan, makin kompleks untuk menjaga standar dan keselamatan kerja.
Meminimalisir resiko pengerjaan proyek mampu mencegah hambatan kerja dan mengoptimalkan komunikasi proyek. Bentuknya adalah melalui komunikasi visual hingga menggunakan kode warna.
Risiko desain
Risiko kelima adalah risiko paling terlihat yaitu salah membuat desain. Kesalahan ini terjadi karena informasi kurang lengkap yang membuat gambar kerja tidak akurat. Dampak gambar kerja yang tidak akurat menyebabkan kegagalan konstruksi dan pengerjaan ulang.
Bagaimana cara menerapkan risk management pada perusahaan konstruksi
Identifikasi risiko
Risk management dimulai dari melakukan identifikasi risiko pada proyek yang dikerjakan saat ini. Diskusikan potensi masalah yang mampu mempengaruhi keselamatan dan keuangan secara mendalam kepada pemangku kebijakan.
Sampaikan apa saja risiko kerja yang dapat terjadi selama pengerjaan proyek. Bentuk risiko antara lain cuaca, pengiriman barang, APD, keuangan, hingga masalah administrasi.
Gunakan laporan proyek sebelumnya sebagai media identifikasi tambahan untuk meminimalisir risiko yang akan terjadi.
Assessment risiko
Mengingat risiko memiliki kapasitas berbeda, diperlukan penilaian untuk menentukan skala prioritas risk management. Risiko paling berat dapat Anda kerjakan dengan meminta bantuan pihak ketiga, sedangkan risiko paling rendah dapat Anda kerjakan sendiri.
Tujuan melakukan assessment adalah mengumpulkan daftar risiko pengerjan proyek yang akan terjadi. Kemudian, meminimalisir resiko tersebut agar tidak mempengaruhi pekerjaan.
Menyiapkan rencana kontigensi
Setelah menentukan profil risiko, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana kontingensi untuk mengatasi setiap risiko yang dihadapi ketika mengalami proyek konstruksi. Rencana kontijensi dapat bervariasi tergantung dengan risiko yang dihadapi.
Strategi menjalankan kontingensi terbagi ke dalam tiga hal yaitu mengurangi risiko, menerima risiko, atau mengalihkan risiko.
Mengurangi risiko adalah cara untuk mengurangi dampak negatif yang akan terjadi. Ini merupakan strategi kontingensi paling umum. Langkah ini diambil ketika Anda berukuran dengan risiko keselamatan dengan memberikan pelatihan penggunaan APD kepada tenaga kerja untuk memastikan keselamatan dan kesehatan kerja.
Menerima risiko adalah cara mengatasi risiko dengan menghadapinya. Kondisi ini terjadi ketika masalah yang dihadapi terlalu sulit untuk diselesaikan. Penyebabnya adalah kondisi diluar prediksi maupun risiko yang dihadapi terbilang rendah.
Bentuk dari menerima risiko adalah memasukan waktu tambahan untuk mengejar deadline proyek karena lokasi kerja diterjang banjir sehingga kegiatan harus berhenti.
Mentransfer risiko adalah bentuk kontingensi yang dengan memindahkan risiko kepada pihak ketiga. Contoh kontingensi dengan memindahkan risiko adalah menggandeng kontraktor baru untuk mengerjakan bagian lain agar proyek cepat selesai.
Memantau efektivitas proyek
Rencana risk management harus dipantau untuk menilai efektivitas pekerjaan. Pemantauan dapat menggunakan software untuk melacak setiap langkah.
Membuat laporan manajemen risiko
Pada langkah terakhir adalah Anda membuat laporan terkait pengerjaan proyek. Laporan proyek meliputi masalah yang dihadapi, durasi pengerjaan, hingga hasil pekerjaan.
Manfaat melakukan risk management
Mengendalikan risiko memiliki manfaat yang luar bagi keberlangsungan proyek. Berikut adalah dampak dari melakukan risk management.
Menaikan kualitas pekerjaan
Risk management berkaitan langsung dengan peningkatan kualitas pekerjaan. Kenaikan kualitas kerja terjadi karena menerapkan standar operasional prosedur.
Standar operasional prosedur yang berjalan akan menghindari pengerjaan berulang hingga perselisihan yang tidak diinginkan. Dampaknya adalah kualitas kerja makin meningkat.
Memaksimalkan keuntungan proyek
Proyek menghabiskan biaya operasional yang besar. Walau secara natural memakan biaya besar, namun Anda dapat mengendalikan risiko keuangan untuk menghindari potensi kerugian.
Kerugian finansial dapat diminimalisir dengan menerapkan mitigasi risiko untuk menjaga keuangan lancar, menghasilkan keuntungan, serta menjaga keberlangsungan bisnis di masa datang.
Menghindari masalah hukum
Proyek konstruksi yang terkena masalah hukum dapat menghabiskan tenaga, waktu, pikiran, dan uang untuk menyelesaikannya. Walau hanya satu permasalahan, akan tetap menyulitkan.
Risk management mampu meminimalisir risiko litigasi. Ketika masalah litigasi dapat teratasi, Anda telah dimudahkan dalam mengerjakan proyek konstruksi sampai selesai.
Menjadi nilai lebih untuk melakukan negosiasi
Risk management memiliki dampak berantai terhadap keputusan bisnis. Hanya mengurangi risiko pekerjaan, Anda dapat menawarkan nilai lebih ketika melakukan negosiasi.
Kendalikan risiko proyek menggunakan Microsoft Project
Risk management merupakan tindakan krusial bagai industri konstruksi untuk meminimalisir dampak buruk yang dapat terjadi kapan saja. Apabila diabaikan dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan.
Microsoft Project memiliki fitur untuk mengakomodir mitigasi risiko dengan menambahkan kolom Risk Register. Kemudian masukkan informasi tentang deskripsi risiko, jenis risiko, dampak risiko, skor, dan probabilitas risiko.
Engineering Academy memiliki program untuk Project Manager konstruksi mengawasi dan mengelola proyek dengan bantuan Microsoft Project.
Project Management & Schedulling with Microsoft Project merupakan online training untuk Project Manager konstruksi yang ingin menyelesaikan masalah pengelolaan uang, tenaga kerja, perizinan, hingga pengadaan dalam satu tempat.
Jika Anda adalah project manager konstruksi yang ingin berhasil dalam pengerjaan proyek, maka langsung saja klik tautan di bawah ini.
0 Komentar
Artikel Terkait
